Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Intani
Dwi Wahyu Intani Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer - content writer

"The pen is the tongue of the mind" -- Miguel de Cervantes

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepucuk Asa dari Pedalaman Mansinam, Papua Barat

9 November 2024   09:30 Diperbarui: 9 November 2024   09:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi oleh Papua Future Project

Meski tak ada kendala berarti selama perizinan, namun Jordy mengaku banyak mengalami kesulitan selama merintis Papua Future Project, terutama perihal dana dan relawan yang mau diajak mengajar secara berkelanjutan. Pasalnya, wilayah yang jauh, transportasi yang mahal, dan tidak ada honorarium banyak menjadi pertimbangannya.

Tak patah arang, Jordy terus memutar otak agar komunitasnya bisa terus berjalan dan anak-anak Mansinam bisa terus belajar. Bahkan, ia rela menjadi barista dan pelayan restoran demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Sebagai pemuda yang melek teknologi, ia juga memanfaatkan media sosial Instagram untuk mempromosikan kegiatan-kegiatannya bersama Papua Future Project. Melalui Instagram, ia memposting berbagai keseruan kegiatan belajar mengajar bersama komunitas PFP. Jordy juga melakukan penggalangan dana secara online agar bisa menggaet donatur-donatur dari seluruh nusantara. Baik uang tunai, buku, dan berbagai alat ajar akhirnya ia kumpulkan dari kegiatan open donasi online tersebut.

Tak hanya itu, Jordy juga melakukan open volunteering melalui Instagram untuk mengajak generasi-generasi muda turut berbagai dengan anak-anak di Papua. Ia membuka beragam jenis program volunteer yang diperlukan oleh PFP, seperti volunteer untuk mengajar dan volunteer untuk membantu menjalankan operasional komunitas. Dalam sistemnya, komunitas PFP dijalankan secara regional, yaitu di wilayah Papua. Akan tetapi, ia juga melibatkan jangkauan yang lebih luas melalui media sosial agar bisa menjangkau siapa saja yang ingin berkontribusi pada program tersebut, baik sebagai donatur atau relawan.

Saat ini, komunitas yang memiliki jargon 'Every Child Matters' tersebut sudah banyak menjangkau berbagai wilayah tertinggal di Papua. Beragam program belajar juga mereka terapkan untuk anak-anak disana dengan kurikulum kontekstual yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jika menilik Instagramnya di @papuafutureproject, komunitas ini sudah memiliki ribuan pengikut media sosial dan semakin aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kolaboratif dengan berbagai pihak. Misalnya, pada Mei 2024 lalu, Brishco Jordy Padatu atas nama Papua Future Project diundang dalam acara Asia Pacific Media Forum (APMG) bersama Astra Internasional untuk memperkenalkan komunitasnya di mata dunia. Pada Oktober 2024, Papua Future Project juga berkolaborasi dengan PT PLN (Persero) untuk mengadakan program Pojok Baca untuk memberantas buta aksara di Papua Barat.

Sebelumnya, pada tahun 2022, Brishco Jordy Padatu juga mendapatkan penghargaan SATU (Semangat Astra Terpadu Untuk) Indonesia Awards atas kegigihannya membangun Papua Future Project dan menginisiasi pendidikan yang inklusif di daerah tertinggal. Ia mendapatkan penghargaan sebagai sosok pemuda inspiratif dalam bidang pendidikan. SATU Indonesia Award merupakan sebuah ajang penghargaan tahunan yang diselenggarakn oleh PT Astra Internasional Tbk. Ajang ini bertujuan untuk mengapresiasi dan memotivasi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi membangun negeri melalui beberapa bidang, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.

Bersama, berkarya, dan berkelanjutan

Dokumentasi Papua Future Project
Dokumentasi Papua Future Project

Sebuah tujuan besar memang tidak akan bisa dicapai sendirian. Sebuah tujuan besar juga tidak bisa dicapai dengan langkah penuh angan. Bergerak, bersama, dan berkolaborasi adalah sebuah upaya nyata untuk mewujudkan impian dan tujuan yang terus berkelanjutan.

Inilah yang telah dilakukan Brishco Jordy Padatu mewujudkan pendidikan literasi untuk anak-anak tertinggal di Papua melalui Papua Future Project. Di tengah keterbatasannya, ia tak menyerah justru semakin jeli melihat setiap peluang yang ada di depan mata. Mulanya, ia yang hanya berjuang 'seorang diri', kini semakin banyak yang berkontribusi. Ia berkolaborasi, berinisiatif, dan berkarya, untuk mengentaskan ketertinggalan pendidikan di Papua.

Sekecil apa pun langkah yang kita tapakkan, percayalah mereka tak pernah membawamu semakin mundur. Mari terus bergerak,  bersama, berkarya, dan berkelanjutan untuk mewujudkan peradaban-peradaban yang lebih baik dan maju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun