PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kaya akan tradisi dan budayanya, banyaknya tradisi ini karena adanya berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, Grobogan adalah salah satu kabupaten yang menyumbang tradisi dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Kabupaten Grobogan terletak di Provinsi Jawa Tengah, kabupaten ini menjadi lumbung padi provinsu. Bahkan Grobogan khususnya Purwodadi mempunyai julukan "Kota Swike" dengan khasnya swike kodok (masakan dari kodok), nasi pager, nasi jagung, dan sayur becek. Selain itu banyak wilayah eksotis seperti Bledug Kuwu dan Api Abadi Merapen. Di Grobogan juga masih mempertahankan nilai-nilai tradisi budaya, masih sering mengadakan pagelaran wayang yang dilaksanakan di malam Jum'at, selain itu paada setiap pembukaan suatu kegiatan seringnya masih dibuka dengan diiringi tarian khas daerah seperti Tari Batik Grobogan dan Tari Gambyong. Dan ynag menjadi inti pembahasan penilitian ini yaitu Boyong Grobog, Boyong Grobog menjadi salah satu tradisi yang masih dilakukan setiap bulan Maret untuk memperingati perpindahan pusat pemerintahan Kabupaten Grobogan. Â
Ada berbagai seni tradisional yang kerap kali kurang mendapatkan perhatian maupun partisipasi serta pemahaman dari masyarakat, terutama kalangan muda, untuk ikut merayakan dan melaksanakannya. Tradisi Boyong Grobog muncul dari rasa apresiasi masyarakatakan kecintaan terhadap budaya lokal. Hingga kini, masih banyak warga dan generasi muda yang terlibat dalam pelaksanaan kirab, serta masyarakat lainnya yang menyaksikan dan meramaikan tradisi ini. Topik ini menarik bagi penulis sebab seni ini termasuk salah satu bentuk tradisi yang tetap berlangsung, di mana tidak hanya generasi tua yang menjalankannya, namun generasi muda, mulai dari anakanak hingga pemuda, juga berperan aktif dalam pelaksanaan tradisi tersebut. Disamping ikut berpartisipasi, diharapkan generasi muda juga memahami sejarah di balik munculnya nama Grobogan ini.
Perumusan Masalah
Melalui latar belakang tersebut dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yakni, sejarahnya Boyong Gerobog, serta runtutan tradisi Boyong Grobog?Â
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan runtutan Tradisi Kirab Boyong Grobog
Kontribusi Penelitian
Penelitian mengenai tradisi kirab boyong grobog ini diharapkan memberikan bekal pemahaman bagi masyarakat yang belum faham betul sejarahnya tradisi kirab boyong  grobog terutama bagi generasi muda agar mereka mengeteahui akan sejarang tentang tempat tinggal yang mereka tempati
TINJAUAN PUSTAKA
      Tinjauan pustaka pertama yang penulis gunakan yaitu jurnal milik Natasya Yudha, berjudul "APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI KIRAB BOYONG GROBOG". Di dalamnya membahaas tentang Kirab Boyong Grobog. Kirab diadakan dari Kelurahan Grobogan menuju Pendopo Kabupaten Grobogan yang berada di pusat kota Purwodadi. Selanjutnya, acara diakhiri dengan memperebutkan gunungan yang telah didoakan. Apresiasi dan semangat masyarakat terhadap seni tradisional Boyong Grobog sangat tinggi. Masyarakat memiliki cara sendiri dalam memberikan apresiasi dengan berperan sebagai pelaksana/peserta, penonton, serta orang yang mengetahui sejarah keberlangsungan tradisi.
      Tinjauan pustaka berikutnya yaitu skripsi milik Elisa Paskah Purwasanti yang ditulis pada tahun 2022 dengan judul "KISAH DIBALIK SEBUAH GROBOG (Sebuah Film Dokumenter tentang Tradisi Kirab Boyong Grobog)". Sesuai dengan judulnya, Elisa mengangkat topik sejarah atau kisah dibalik sebuah grobog yang menjadi pusaka utama dalam tradisi kirab Boyong Grobog. Kurangnya masyarakat dan anak muda dalam mengetahui kilas balik atau sejarah tradisi Kirab Boyong Grobog menjadi alasan topik ini dibahas dan dibuatkan film dokumenter oleh Elisa Paskah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus mengenai bagaimana sejarah, proses pelaksanaannya, pengetahuan masyarakat dan generasi muda akan  Tradisi Kirab Boyong  Grobog, pendekatan ini sangat baik untuk menggali secara mendalam dan komprehensif tentang peristiwa, proses, dan perkembangan sejarah di wilayah tersebut. Studi kasus ini memungkinkan peneliti untuk memahami konteks sosial, budaya, dan politik yang membentuk sejarah Boyong Grobog secara unik.
Penelitian ini akan berfokus pada pemahaman konteks sejarah Boyongan secara aspek sosial, budaya. Subjek dari penelitian ini yaitu masyarakat Grobogan yang melestarikan budaya Boyong Grobog. Data yang dikumpulkanpun akan berupa data kualitatif, seperti teks sejarah, jurnal, buku sejarah dan sumber literatur lain yang relevan dengan penelitian ini.
PEMBAHASAN
Sejarah Tradisi Kirab Boyong Grobog
      Tradisi Kirab Boyong Grobog ini selalu di lakukan setahun sekali di tanggal 3 Maret sehari sebelum hari jadi Kabupaten Grobogan, tradisi ini dilakukan guna untuk bentuk nguri-nguri budaya atau melestarikan budaya sebagai bentuk semangat dan apresiasi masyarakat Grobogan, selain itu tradisi ini juga sebagai peringatan perpindahan pusat pemerintahan, yang awal pusat pemerintahan terletak di Kelurahan Grobogan di pindahkan ke Kecamatan Purwodadi yang sekarang menjadi pusat pemerintahan. Awal terbentuknya pemerintahan Grobogan di beri nama Monconagari oleh upati pertama yaitu Adipati Martopuro atau julukannya Adipati Puger (Pangeran Puger) pada 4 Maret 1726. Pada tahun 1964 pusat pemerintahan dipindahkan.
Pada proses pemindahan ini di namakanlah Boyong Grobog  dari kata "Boyong" yang artinya memindahkan dan "Grobog" yang artinya tempat pusaka/dokumen-dokumen, hal ini menjadi simbol perpindahan pemerintahan  yang hingga saat ini masih di lestarikan, namun dengan adanya perkembangan zaman banyak masyarakat yang kurang tahu detail sejarah Boyong Grobog ini, dilihat dari masyarakat generasi muda yang tidak tahu betul akan tradisi ini, dan selain itu ketika penulis mencari sumber literatur bentuk buku/dokumen sejarah boyong Grobog di perpustakaan daerah penulis tidak menemukan arsip mengenai tradisi ini, namun penulis datang ke Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) Untuk mencari sejarah dari Boyong Grobog ini dalam bentuk tulisan/buku/dokumen/file pdf.
Runtutan Acara Kirab Boyong Grobog
Tradisi kirab Boyong Grobog ini pastinya memiliki runtutan acara kirab tersendiri, dalam urutan ini memiliki makna dan nilai yang terkandung di dalamnya yang tidak bisa di ubah-ubah. Dalam kirab ini memiliki susunan tersendiri urutan iring-iringannyapun memiliki makna.
 Adapun urutan dalam serangkaian pelaksanaan tradisi kirab Boyong Grobog :
- Bupati dan wakil bupati menuju kelurahan Grobogan
- Bupati disambut oleh Camat
- Bedol Grobog
- Peserta kirab Ex. Ketandan berangkat menuju kelurahan Grobogan.
- Parade kirab Bedol Grobog tiba, dilakukanlah penyambutan dengan urutan yang pertama tari gambyong, pembacaan doa, bupati menerima penyerahan pusaka keris, laporan sekretaris daerah, bupati memukul gong tanda berangkat ke Pendopo Kabupaten.
- Boyong Grobog
- Parade kirab Boyong Grobog berangkat dari kelurahan Grobogan menuju pendopo kabupaten yang terletak di Kecamatan Purwodadi. Perjalanan ini menempuh sejauh 8 km.
- Ketika parade kirab tiba di pendopo kabuoaten, dilanjutkan penyerahan pusaka dari Bupati Grobogan ke asisten Perekonomian dan Pembangunan serta Asisten Administrasi Setda Grobogan.
- Penyimpanan pusaka in dilakukan oleh asisten kemudian memanjatkan doa keselamatan.
- Bupati menuju alun-alun kabupaten yang kemudian disambut dengan tarian.
- Dilanjutkan sambutan dari bupati kemudian dilanjutkan pemotongan tumpeng.
- Ketika prosesi kirab gunugan yang sudah dibawa yang berisikan hasil bumi para petani Grobogan yang subur, gunungan ini biasanya di rebut oleh masyarakat yang menonton kirab.
Selain itu terdapat susunan urutan dalam perjalanan kirab boyong grobog dari kelurahan Grobogan ke Pendopo kabupaten yang terletak di kecamatan Purwodadi pada tahun 2023 (penulis mengambil contoh pada tahun 2023) sebagai berikut:
- Manggalayudha (Kapolres dan Dandim 0717 Purwodadi);
- Bupati Grobogan;
- Grobog (Pusaka, Keris, Tombak, Payung, Tikar dll
- Sekar Kedaton (SMA Negeri 1 Grobogan)
- Prajurit (SMA N 1 Grobogan);
- Ketua DPRD Kab. Grobogan beserta Istri;
- Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi beserta Suami;
- Istri Kapolres Grobogan dan Istri Dandim 0717 Purwodadi
- Ketua Pengadilan Negeri;
- Ketua Pengadilan Agama Purwodadi beserta Istri;
- Wakil Ketua DPRD dan Istri;
- Sekretaris Daerah dan Istri;
- Kepala DISPORABUDPAR beserta Ibu;
- Duta Wisata;
- Camat dan Kepala Desa /Kepala Kelurahan Se Kabupaten Grobogan beserta Istri;
- Kelompok Masyarakat/ Toga/ Tomas;
- Gunungan
PENUTUP
Kesimpulan
     Maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kirab Boyong Grobog dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 3 Maret dan tetap menjadi salah satu tradisi yang terpelihara di Kabupaten Grobogan. Kirab Boyong Grobog memiliki rangkaian acara yang telah dirancang sedemikian rupa dan tidak bisa diubah sembarangan. Kirab Bedol Grobog dimulai dari Ex. Ketandan menuju Kelurahan Grobogan, di mana prosesi penyerahan berlangsung sebelum Kirab Boyong Grobog dilanjutkan. Acara kirab dilakukan dari Kelurahan Grobogan menuju Pendopo Kabupaten Grobogan yang berada di jantung kota Purwodadi.
     Acara ini diakhiri dengan perebutan gunungan yang telah didoakan. Apresiasi dan semangat masyarakat terhadap seni tradisi Boyong Grobog sangatlah tinggi. Masyarakat menunjukkan apresiasinya dengan berpartisipasi sebagai pelaksana/peserta, penonton, serta sebagai individu yang memahami sejarah tradisi tersebut. Tradisi ini juga mendukung masyarakat UMKM untuk berjualan di sekitar lokasi pelaksanaan Boyong Grobog, sehingga turut memberikan kontribusi terhadap perputaran ekonomi di Kabupaten Grobogan.
Saran
      Dari penulisan penelitian ini penulis memiliki beberapa saran akan tradisi kirab Boyong Grobog ini, yang pertama tradisi ini harus selalu di lestarikan agar bufaya ini tidak hilang ditelan zaman. Kemudian untuk para generasi muda harus sadar akan budaya daerah tempat tinggal yang di tinggali, sebagai generasi muda harus melestarikan kebudayaan dan tidak tergerus adanya budaya dari luar, dan juga ketika penulis ingin menggali sejarah Boyong Grobog ini dengan mencari buku, dokumen di perpus daerah namun penulis tidak menemukan akan buku/dokumen sejarah Boyong Grobog maka dari itu sara dari penulis seharusnya buku/dokumen sejarah Boyong Grobog ini terdapat di perpus minimal beberapa buku/dokumen, agar dari masyarakatnya sendiri juga bisa membaca bagaimana sejarahnya dan para generasi muda tidak melupakan akan sejarah yang ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H