Mohon tunggu...
Intan Anita
Intan Anita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UNNES

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Kirab Boyong Grobog

16 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   18:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

 Adapun urutan dalam serangkaian pelaksanaan tradisi kirab Boyong Grobog :

  • Bupati dan wakil bupati menuju kelurahan Grobogan
  • Bupati disambut oleh Camat
  • Bedol Grobog
    • Peserta kirab Ex. Ketandan berangkat menuju kelurahan Grobogan.
    • Parade kirab Bedol Grobog tiba, dilakukanlah penyambutan dengan urutan yang pertama tari gambyong, pembacaan doa, bupati menerima penyerahan pusaka keris, laporan sekretaris daerah, bupati memukul gong tanda berangkat ke Pendopo Kabupaten.
  • Boyong Grobog
    • Parade kirab Boyong Grobog berangkat dari kelurahan Grobogan menuju pendopo kabupaten yang terletak di Kecamatan Purwodadi. Perjalanan ini menempuh sejauh 8 km.
    • Ketika parade kirab tiba di pendopo kabuoaten, dilanjutkan penyerahan pusaka dari Bupati Grobogan ke asisten Perekonomian dan Pembangunan serta Asisten Administrasi Setda Grobogan.
    • Penyimpanan pusaka in dilakukan oleh asisten kemudian memanjatkan doa keselamatan.
    • Bupati menuju alun-alun kabupaten yang kemudian disambut dengan tarian.
    • Dilanjutkan sambutan dari bupati kemudian dilanjutkan pemotongan tumpeng.
    • Ketika prosesi kirab gunugan yang sudah dibawa yang berisikan hasil bumi para petani Grobogan yang subur, gunungan ini biasanya di rebut oleh masyarakat yang menonton kirab.
  • Selain itu terdapat susunan urutan dalam perjalanan kirab boyong grobog dari kelurahan Grobogan ke Pendopo kabupaten yang terletak di kecamatan Purwodadi pada tahun 2023 (penulis mengambil contoh pada tahun 2023) sebagai berikut:

    • Manggalayudha (Kapolres dan Dandim 0717 Purwodadi);
    • Bupati Grobogan;
    • Grobog (Pusaka, Keris, Tombak, Payung, Tikar dll
    • Sekar Kedaton (SMA Negeri 1 Grobogan)
    • Prajurit (SMA N 1 Grobogan);
    • Ketua DPRD Kab. Grobogan beserta Istri;
    • Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi beserta Suami;
    • Istri Kapolres Grobogan dan Istri Dandim 0717 Purwodadi
    • Ketua Pengadilan Negeri;
    • Ketua Pengadilan Agama Purwodadi beserta Istri;
    • Wakil Ketua DPRD dan Istri;
    • Sekretaris Daerah dan Istri;
    • Kepala DISPORABUDPAR beserta Ibu;
    • Duta Wisata;
    • Camat dan Kepala Desa /Kepala Kelurahan Se Kabupaten Grobogan beserta Istri;
    • Kelompok Masyarakat/ Toga/ Tomas;
    • Gunungan

PENUTUP

Kesimpulan

          Maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kirab Boyong Grobog dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 3 Maret dan tetap menjadi salah satu tradisi yang terpelihara di Kabupaten Grobogan. Kirab Boyong Grobog memiliki rangkaian acara yang telah dirancang sedemikian rupa dan tidak bisa diubah sembarangan. Kirab Bedol Grobog dimulai dari Ex. Ketandan menuju Kelurahan Grobogan, di mana prosesi penyerahan berlangsung sebelum Kirab Boyong Grobog dilanjutkan. Acara kirab dilakukan dari Kelurahan Grobogan menuju Pendopo Kabupaten Grobogan yang berada di jantung kota Purwodadi.

          Acara ini diakhiri dengan perebutan gunungan yang telah didoakan. Apresiasi dan semangat masyarakat terhadap seni tradisi Boyong Grobog sangatlah tinggi. Masyarakat menunjukkan apresiasinya dengan berpartisipasi sebagai pelaksana/peserta, penonton, serta sebagai individu yang memahami sejarah tradisi tersebut. Tradisi ini juga mendukung masyarakat UMKM untuk berjualan di sekitar lokasi pelaksanaan Boyong Grobog, sehingga turut memberikan kontribusi terhadap perputaran ekonomi di Kabupaten Grobogan.

Saran

            Dari penulisan penelitian ini penulis memiliki beberapa saran akan tradisi kirab Boyong Grobog ini, yang pertama tradisi ini harus selalu di lestarikan agar bufaya ini tidak hilang ditelan zaman. Kemudian untuk para generasi muda harus sadar akan budaya daerah tempat tinggal yang di tinggali, sebagai generasi muda harus melestarikan kebudayaan dan tidak tergerus adanya budaya dari luar, dan juga ketika penulis ingin menggali sejarah Boyong Grobog ini dengan mencari buku, dokumen di perpus daerah namun penulis tidak menemukan akan buku/dokumen sejarah Boyong Grobog maka dari itu sara dari penulis seharusnya buku/dokumen sejarah Boyong Grobog ini terdapat di perpus minimal beberapa buku/dokumen, agar dari masyarakatnya sendiri juga bisa membaca bagaimana sejarahnya dan para generasi muda tidak melupakan akan sejarah yang ada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun