Mohon tunggu...
Intan Rimbe Raaina
Intan Rimbe Raaina Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Bimbingan Belajar dan pengajar privat untuk semua mata pelajaran, tingkat TK hingga SMA

Lulusan S1 Teknik Informatika, spesialisasi Teknik Animasi Grafis Komputer, hobbi desain animasi dan mengajar anak anak dri tahun 2000 hingga sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lentera di Balik Senja

7 Juli 2022   14:36 Diperbarui: 7 Juli 2022   14:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak lama, papa ku datang. Dia terduduk lalu menangis tak terbendung. Segera dia merengkuh tubuhku. Beberapa polisi membiarkan papa menangis sambil memeluk tubuhku. 

Aku segera mendekatinya, sambil menangis ku sentuh pundaknya, tapi tanganku menembus pundaknya. "Pa, ini intan pa" Ujarku berkali kali sambil sesenggukan. Dia tetap tak mendengarku. Aku menangis sejadi jadinya. Aku sadar... Iya.. Aku sudah mati. 

"Papaaaaaaaa" Teriakku sekeras kerasnya, tapi dia tetap tak mendengarku. Aku hanya bisa menangis dan menangis. 

"Ya Allah..Rabb ku yang maha baik, aku kenapa, dan kenapa harus aku..??? " Teriakku masih menangis dan terduduk di belakang punggung papa ku. 

Tak lama, tampak dua orang yang menghampiriku. Aku segera sadar, akhirnya ada yang bisa melihat ku, Ujarku dalam hati. 

Mereka tersenyum, "ayo, saatnya kita pulang" Ujar salah satu dari mereka. Aku usap air mataku, "pulang kemana kah" Ucapku lirih. Mereka hanya tersenyum, lalu menggandeng tangan ku. 

Seketika pemandangan sekeliling ku hilang. Berubah. Hitam. 

Yang tersisa hanya jalan setapak, berupa lorong hitam. Di ujung lorong..tampak cerah. 

Aku menuruti apa kata mereka, iya aku mengikuti mereka. Menyusuri lorong itu. 

Ketika di ujung lorong, tampak cerah sekali. Kami berbelok ke arah kiri. Di situ ada masjid indah sekali. Harum sekali. Masjid itu begitu megahnya. Tak pernah kulihat masjid seindah ini. Hati ku kian tak menentu. 

Tempat apalagi ini. Gumamku dalam hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun