Mohon tunggu...
Intan PermataSari
Intan PermataSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

CINTA BEDA AGAMA DALAM DRAMA GRAFITO KARYA AKHUDIAT

21 Desember 2023   14:13 Diperbarui: 22 Desember 2023   15:53 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Dalam cerita ini mengandung aspek religi di dalamnya. Religi atau agama menjadi komponen penting terbentuknya sebuah karya sastra oleh sebab itu aspek ini menerangkan sebuah pernyataan pernikahan beda agama. Sebenarnya larangan beda agama sudah ada sejak tahun 1970-an. Terdapat respon dari pemerintah yaitu dengan  mengesahkan UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan. “ Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan merupakan peraturan yang dibuat untuk mengatur seluruh warga negara Indonesia yang beragam agamanya,” ungkapnya. Arofah juga menjelaskan bahwa akibat hukum dari penetapan menikah beda agama diawali dari permohonan menikah dari sepasang calon mempelai.


Menurut pandangan saya mengenai cerita tersebut fenomena pernikahan beda agama ini bukan hal yang tabu  lagi bagi kita, tetapi keadaan lingkungan, keluarga, dan masyarakat membuat hal tersebut menjadi bertentangan. Masyarakat Indonesia juga merupakan masyarakat yang beragam dalam hal suku, budaya, dan agama. Hal ini membuat pernyataan bagi orang yang ingin menikah berbeda agama menjadi suatu hal yang sangat sensitif. Tetapi, terdapat beberapa orang yang sudah melangsungkan pernikahan beda agama diam-diam maupun secara terbuka.


Naskah drama Grafito karya Akhudiat yang mengisahkan tentang kisah cinta antara Limbo dan Ayesha menyatukan antara pemuda katolik dan gadis muslim di jenjang pernikahan. Sehingga terjadilah konflik yang menjadi suatu halangan bagi mereka akibat dari pernikahan beda agama. Muncul beberapa tokoh seperti Kyai, Pastur, Dewi Ratih, dan Kamajaya yang mencerminkan berbagai kepercayaan dan simbol cinta kasih dalam masyarakat Jawa tradisional.


Drama ini menampilkan pernikahan beda agama, sebuah tema yang sangat sensitif di kalangan masyarakat Indonesia. Meskipun, pernikahan beda agama bukan hal yang tabu di keluarga, lingkungan, dan masyarakat tapi membuat hal tersebut masih bertentangan. Drama ini juga mengandung aspek religi dan konflik yang timbul akibat perbedaan pendapat tentang perkawinan antara Limbo dan Ayesha dengan tokoh agama.


Kemudian, naskah grafito ini memaparkan beberapa majas seperti majas personifikasi, penegasan,pleonasme, repetisi, dan sarkasme yang dibumbui dengan humor satire. Dari keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa "Grafito" adalah  sebuah naskah drama yang mengangkat tema pernikahan beda agama dan konflik yang timbul akibatnya. Drama ini mencerminkan realitas sosial dan religius masyarakat pada masanya, dan masih relevan dengan isu-isu perbedaan agama dan pernikahan hingga saat ini.

Grafito karya Akhudiat menyoroti kompleksitas pernikahan beda agama dan konflik yang muncul seiring perbedaan keyakinan. Melalui tokoh-tokohnya, drama ini mencerminkan realitas sosial masyarakat pada masanya dan memberikan gambaran tentang bagaimana perbedaan agama dapat menjadi hambatan dalam hubungan percintaan.

Pentingnya dialog antaragama dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai yang dipegang oleh masing-masing pasangan tergambar dalam naskah ini. Konflik yang muncul antara tokoh-tokoh agama seperti Kyai dan Pastur mencerminkan ketidaksetujuan dalam masyarakat terkait pernikahan beda agama.

Munculnya tokoh-tokoh simbolik seperti Dewi Ratih dan Kamajaya menambah dimensi spiritual dalam cerita, menggambarkan kekuatan cinta kasih dalam mengatasi perbedaan. Drama ini juga mencerminkan adanya peran mediator, seperti Pawang, yang berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan konflik yang timbul.

Penggunaan beragam majas dalam naskah, seperti personifikasi, penegasan, pleonasme, repetisi, dan sarkasme, menambahkan nuansa kecerdasan dan keunikan dalam penyampaian cerita. Humor satire yang terdapat dalam dialog-dialog memberikan sentuhan ringan pada cerita, meskipun mengangkat tema serius.

Dengan membaca naskah ini, pembaca dapat merenungkan makna pernikahan beda agama dan bagaimana kompleksitasnya dapat dihadapi dengan pemahaman, dialog terbuka, dan cinta yang mendalam. Grafito tetap relevan sebagai karya sastra yang mengeksplorasi dinamika hubungan antaragama dan konflik yang muncul dari perbedaan keyakinan.

Selain itu, karakter Limbo dan Ayesha yang mewakili dua keyakinan yang berbeda menunjukkan bahwa cinta seringkali tidak memandang perbedaan agama. Niat mereka untuk bersatu dalam pernikahan mencerminkan aspirasi untuk menciptakan harmoni di tengah-tengah perbedaan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun