"Aya dari tadi siang belum mau makan Bu," kata Tio yang berdiri di belakang Risa.
Risa menatap Tio yang tampak lelah karena semalaman tidak tidur karena menjaga Aya. Risa kemudian menoleh kembali ke Aya dan berkata lembut, "Aya makan ya, Bu Risa suapin."
Tio bersyukur dengan kehadiran Risa. Aya mulai mau makan dan nampak sedikit lebih ceria saat Tio meninggalkan kamar. Saat Risa berpamitan pulang pukul 20.00, kondisi Aya sudah tidak demam dan jauh lebih baik.
"Aku ingin ditemani Bu Risa," kata Aya dengan muka cemberut. Tangannya juga menggenggam tangan Bu Risa dan tak mau melepaskannya.
"Bu Risa pulang dulu ya. Setelah ini Aya tidur agar segera sembuh dan main ke rumah Bu Risa," kata Risa sambil tersenyum.
"Bu Risa tidur di sini saja menemani Aya, boleh kan Pah ?" tanya Aya mendadak ke papanya.
Tio yang tidak menyangka akan ditanya oleh Aya menjadi gelagapan. Untungnya Risa dengan sigap menjawab, "Nanti Oma sendirian di rumah dong," sambil mencubit hidung Aya pelan.
***
Risa terpaksa membatalkan pesanan taksi setelah Opa memaksa Tio untuk mengantarkan Risa pulang. Semula Risa menolaknya dengan halus, namun Opa terus memaksanya untuk mau diantar pulang oleh Tio. Akhirnya mereka berdua kini duduk dalam mobil yang dikendarai Tio menuju rumah Risa.
Semula mereka membicarakan asal muasal demam Aya dan keseharian Aya setelah duduk di bangku SMP, berlanjut Tio menanyakan kabar Risa dan sebaliknya. Sampai kemudian, Tio bertanya, " Kalau boleh saya bertanya, mengapa Bu Risa tidak lagi menjadi pelukis ?"
Risa menoleh kaget ke Tio dan bertanya, "Maksud Bapak ?"