Risa beberapa kali melirik jam dinding. Aya berjanji untuk datang pagi ini namun sampat dengan jam 15.00 Aya belum juga datang dan tidak ada kabar. Tidak biasanya Aya terlambat. Wa pun juga tidak dibalas.
"Kenapa tidak menelepon Aya saja ?" tanya mama.
Risa mengangguk dan meraih telepon genggamnya untuk menelepon Aya bertepatan dengan telepon masuk dari Tio.
"Assalamu'alaikum Pak Tio," kata Risa mengangkat telepon.
"Walaikum salam Bu Risa, mohon maaf sekali Bu Risa. Aya tidak bisa berkunjung ke rumah Ibu karena demam tinggi sejak kemarin malam," kata Tio.
Risa seketika panik, "Aya sakit apa ?"
"Nampaknya flu karena tempo hari sempat kehujanan, tapi entah kenapa  sejak semalam demam tinggi. Sempat menggigil semalam, namun pagi ini sudah mulai turun," jelas Tio.
Begitu menutup telepon, Risa bergegas berangkat ke rumah Aya karena khawatir dan ingin melihat keadaan Aya langsung. Ia terpaksa naik taksi karena mobilnya sedang berada di bengkel.
Saat melihat Aya yang sedang tertidur dan tampak pucat, hati Risa terasa perih. Segera dihampirinya Aya, digenggamnya tangan Aya dan diciumnya kening Aya yang ternyata masih demam. Aya terbangun dan tersenyum saat melihat Risa berada di sampingnya.
"Bu Risa..." panggil Aya dengan nada suara lemah.
Risa mengangguk dan mengelus kepala Aya perlahan. "Ya Aya, Bu Risa di sini," ucap Risa.