Marketers melihat konsep tradisional masyarakat kita yang menjunjung tinggi  nilai keperawanan sebagai ukuran moral dan melihatnya sebagai peluang.  Ini industri!.  Bertebaran di internet tawaran selaput dara buatan, mulai dari produk made in China hingga klaim buatan Jepang. Â
"Tinggal pasang 1 jam sebelum malam pertama, lantas saat penetrasi pura-pura kesakitan dan darah buatan akan keluar. Â Dijamin original dan kerahasiaan terjaga, Sis", rayu si Seller menyakinkan. Â Produk ini belum ada izin edar BPOM dan bahan pembuat produk belum dapat dipastikan aman bagi tubuh, apalagi alat genital sangat sensitif.
Selaput dara buatan dibandrol dengan harga di kisaran Rp200.000,- yang sangat murah dibanding nilai keperawanan plus harga diri dan martabat keluarga besar yang terjaga selamat seumur hidup.
Yang kini jadi pertanyaan apakah selaput dara buatan berarti mengelabui suami?. Â Ya mengelabui suami, karena ketidakjujuran sang Istri sebelum melangkah ke jenjang perkawinan. Â Apakah salah?. Ya tidak bila perempuan pelaku tindak amoral berjanji bertobat, apalagi bila suami tidak pernah bertanya apakah selaput dara masih utuh atau sudah koyak.
Ooo000ooO
Referensi:
- www.halodoc.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H