Dear Putry Jessie,
Hi, Jessie!
Maafkan diriku, kamu akan dihadapkan bacaan tulisan ini yang muluk-muluk.
Entah mengapa malam ini, benar-benar mengusikku.
Perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelum-sebelumnya terjadi pada hari ini.
Disela-sela kesibukanku memaksakan diri untuk bekerja, dan mengesampingkan  rasa sakitku.
Nyatanya, aku sudah tumbang, namun bisa tetap bertahan.
Bagaimana dengan dirimu?
Apa kabar?
Jemari-jemari ku ini, tidak bisa kuhentikan untuk mengirimkan pesan untukmu
Dengan harap-harap cemas
Singkatnya, aku mau berkata, ini terlalu naif
Tetapi perasaan ini nyata dan jujur untukmu
Kamu baik
Kamu bernilai
Kamu layak untuk berbahagia
Jangan kamu coba sembunyikan perasaan sedihmu kepadaku ya!
Ingat, aku selalu mempunyai radar dan mencium jikalau kondisimu sedang tidak baik-baik saja
Wahai, sahabatku
Jangan coba membohongi perasaanmu
Begitu juga, kalimat itu merefleksikan apa yang terjadi pada diriku,Â
Sebulan belakangan ini, makin pelikÂ
Aku tidak bisa merasakan apa-apa
Hanya sekujur ragaku melakukan aktivitas yang terasa berjalan normal dan tentunya membosankan
tetapi aku merasa ada yang salah pada otakku.
Hahaha, aku makin susah memetakan pola dan emosi yang ada di isi kepalaku dan menjabarkan satu persatu secara rinci seperti menganyam yang memerlukan ketelatenan
Ah, aku makin kacau, aku makin buyar, aku makin hampa
Bagaimana dengan dirimu?
Kita, sama-sama terjebak dalam dunia imajinasi yang kita ciptakan atas script-script yang ada di otak kita bukan?
Pikiran kita disibukkan oleh peperangan panjang yang menghiasi bunga tidur kita setiap malam
Berandai-andai, membayangkan hal-hal yang mustahil di luar nalar
Menjadi detektif untuk berusaha menaklukan teka-teki
Menikmati permainan di medan laga dan kita lambat laun memilih untuk menjadi aktor utama
Lihatlah kita,
Kita menjadi aktor utama sekarang
Tanpa kita sadari, kita terperosok terlalu jauh terjun ke jurang
Tetapi kita tetap menikmatinya
Jujur saja, disaat-saat seperti ini aku sangat merindukan
Candaan yang menggelegar setiap malam
Perbincangan yang berbobot bak membangun kebun dan taman bunga
Hingga malam itu terasa terjadi begitu cepat dan membuat diriku terlelap
Hingga sekarang kondisi kita, ada apanya?
Penuh kekosongan seperti tanah kosong
Jessie,
Kita itu sendiri
Mau dimanapun, kapanpun, dengan siapa kita
Kita tetap sendiri
Kebahagiaan itu sifatnya juga semu, bukan?
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana idealisme  perihal "kebahagiaan" itu digambarkan dan bekerja di dunia ini
Bagiku, aku hanya akan fokus pada sesuatu yang sifatnya transaksional saja
Aku tidak mau terlanjur terlarut dalam fantasi yang membuat aku gila
Lebih baik berhubungan tanpa melibatkan perasaan, kan?
Aku melihat aku, sama saja mengingatkanku pada dirimu.
Sesuatu yang kausal itu akan terus-menerus terjadi seperti siklus
Betapa tidak adilnya dunia ya, manusia satu dengan manusia lainnya bersaing untuk menggerogoti jiwa pasangannya
Ya, tidak apa-apa
Sekacau apapun kualitas relasi yang dibangun, kita tetap menikmatinya
Sungguh, kalau aku pikir-pikir kita adalah manusia-manusia aneh yang menjajaki dunia
Entah  apa maksud Tuhan menciptakan kita di dunia?
Kamu pernah menanyakan  perihal itu kepada Tuhan?
Dari aku, aku merasa tidak melihat suatu kemajuan, justru kemunduran sehingga aku memilih untuk berhenti melangkah
Aku prioritaskan diriku yang utama
Entah kabar duka dan lara, atau bahagia  yang aku rasakan sekarang
Tetapi, asal kamu tahu kejadian itu benar-benar menikamku begitu tajam
Sehingga di tengah-tengah aku menjalani kehidupanku, video klip tentang  kejadianku selalu muncul di isi kepalaku.
Aku harus bagaimana?
"Jangan tanya aku, aku saja lagi runyam, Cik"
Hahaha, lihatlah betapa aku bisa mengimajinasikan jawabanmu sekarang juga
Kita harus lebih kuat
Pertumpahan darah, mungkin akan segera terjadi
Jika kita mengambil langkah yang salah
Kita akan dihadapkan mungkin lebih banyak dari kesedihan dan rasa trauma
Tapi dari situlah kita tumbuh melampaui orang-orang di fase kita
Tengoklah kebelakang, betapa banyak orang-orang besar yang berkata mengenai kita perihal demikian.
Kita didoakan baik oleh beliau-beliau.
Kita patut bersyukur dan mengamini doa baik itu.
Intinya, tidak perlu khawatir, ada Tuhan yang selalu mengiringi perjalanan kita
Semoga selamat sampai tujuan.
With Love,
Ayu Diva Yulita
7 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H