Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Dua Nona Mawar

8 Desember 2022   11:27 Diperbarui: 8 Desember 2022   11:41 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Putry Jessie,

Hi, Jessie!

Maafkan diriku, kamu akan dihadapkan bacaan tulisan ini yang muluk-muluk.

Entah mengapa malam ini, benar-benar mengusikku.

Perasaan yang tidak pernah aku rasakan sebelum-sebelumnya terjadi pada hari ini.

Disela-sela kesibukanku memaksakan diri untuk bekerja, dan mengesampingkan  rasa sakitku.

Nyatanya, aku sudah tumbang, namun bisa tetap bertahan.

Bagaimana dengan dirimu?

Apa kabar?

Jemari-jemari ku ini, tidak bisa kuhentikan untuk mengirimkan pesan untukmu

Dengan harap-harap cemas

Singkatnya, aku mau berkata, ini terlalu naif

Tetapi perasaan ini nyata dan jujur untukmu

Kamu baik

Kamu bernilai

Kamu layak untuk berbahagia

Jangan kamu coba sembunyikan perasaan sedihmu kepadaku ya!

Ingat, aku selalu mempunyai radar dan mencium jikalau kondisimu sedang tidak baik-baik saja

Wahai, sahabatku

Jangan coba membohongi perasaanmu

Begitu juga, kalimat itu merefleksikan apa yang terjadi pada diriku, 

Sebulan belakangan ini, makin pelik 

Aku tidak bisa merasakan apa-apa

Hanya sekujur ragaku melakukan aktivitas yang terasa berjalan normal dan tentunya membosankan

tetapi aku merasa ada yang salah pada otakku.

Hahaha, aku makin susah memetakan pola dan emosi yang ada di isi kepalaku dan menjabarkan satu persatu secara rinci seperti menganyam yang memerlukan ketelatenan

Ah, aku makin kacau, aku makin buyar, aku makin hampa

Bagaimana dengan dirimu?

Kita, sama-sama terjebak dalam dunia imajinasi yang kita ciptakan atas script-script yang ada di otak kita bukan?

Pikiran kita disibukkan oleh peperangan panjang yang menghiasi bunga tidur kita setiap malam

Berandai-andai, membayangkan hal-hal yang mustahil di luar nalar

Menjadi detektif untuk berusaha menaklukan teka-teki

Menikmati permainan di medan laga dan kita lambat laun memilih untuk menjadi aktor utama

Lihatlah kita,

Kita menjadi aktor utama sekarang

Tanpa kita sadari, kita terperosok terlalu jauh terjun ke jurang

Tetapi kita tetap menikmatinya

Jujur saja, disaat-saat seperti ini aku sangat merindukan

Candaan yang menggelegar setiap malam

Perbincangan yang berbobot bak membangun kebun dan taman bunga

Hingga malam itu terasa terjadi begitu cepat dan membuat diriku terlelap

Hingga sekarang kondisi kita, ada apanya?

Penuh kekosongan seperti tanah kosong

Jessie,

Kita itu sendiri

Mau dimanapun, kapanpun, dengan siapa kita

Kita tetap sendiri

Kebahagiaan itu sifatnya juga semu, bukan?

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana idealisme  perihal "kebahagiaan" itu digambarkan dan bekerja di dunia ini

Bagiku, aku hanya akan fokus pada sesuatu yang sifatnya transaksional saja

Aku tidak mau terlanjur terlarut dalam fantasi yang membuat aku gila

Lebih baik berhubungan tanpa melibatkan perasaan, kan?

Aku melihat aku, sama saja mengingatkanku pada dirimu.

Sesuatu yang kausal itu akan terus-menerus terjadi seperti siklus

Betapa tidak adilnya dunia ya, manusia satu dengan manusia lainnya bersaing untuk menggerogoti jiwa pasangannya

Ya, tidak apa-apa

Sekacau apapun kualitas relasi yang dibangun, kita tetap menikmatinya

Sungguh, kalau aku pikir-pikir kita adalah manusia-manusia aneh yang menjajaki dunia

Entah  apa maksud Tuhan menciptakan kita di dunia?

Kamu pernah menanyakan  perihal itu kepada Tuhan?

Dari aku, aku merasa tidak melihat suatu kemajuan, justru kemunduran sehingga aku memilih untuk berhenti melangkah

Aku prioritaskan diriku yang utama

Entah kabar duka dan lara, atau bahagia  yang aku rasakan sekarang

Tetapi, asal kamu tahu kejadian itu benar-benar menikamku begitu tajam

Sehingga di tengah-tengah aku menjalani kehidupanku, video klip tentang  kejadianku selalu muncul di isi kepalaku.

Aku harus bagaimana?

"Jangan tanya aku, aku saja lagi runyam, Cik"

Hahaha, lihatlah betapa aku bisa mengimajinasikan jawabanmu sekarang juga

Kita harus lebih kuat

Pertumpahan darah, mungkin akan segera terjadi

Jika kita mengambil langkah yang salah

Kita akan dihadapkan mungkin lebih banyak dari kesedihan dan rasa trauma

Tapi dari situlah kita tumbuh melampaui orang-orang di fase kita

Tengoklah kebelakang, betapa banyak orang-orang besar yang berkata mengenai kita perihal demikian.

Kita didoakan baik oleh beliau-beliau.

Kita patut bersyukur dan mengamini doa baik itu.

Intinya, tidak perlu khawatir, ada Tuhan yang selalu mengiringi perjalanan kita

Semoga selamat sampai tujuan.

With Love,

Ayu Diva Yulita

7 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun