“Bapak … ditunggu Ibu di café,” Seorang bocah tiba-tiba mendekati mereka.
“Ini anakku, Diana. Raysa kenalkan, ini Tante Diana kawan Ayah saat sekolah dulu,” ujar Anjar memperkenalkan Diana. Bocah kecil itu menyalami Diana.
Hati Diana tercekat saat mengetahui Anjar sudah mempunyai keluarga. Dia harus mengubur kembali asa yang sempat hadir dalam hatinya. Diana tetap yakin, suatu saat nanti, Tuhan akan menghadirkan jodoh yang sesuai dengan harapannya.
Cinta yang mengajarinya kebijaksanaan baru, mengubahnya menjadi lebih baik, membuatnya merasakan keindahannya beserta seluruh duri dan rasa sakitnya dan membutuhkan waktu seumur hidup untuk sembuh. Karena cinta tak harus memiliki.
Diana melangkah menyusuri Stasiun Kota. Didengarnya suara kereta api membelah malam. Diana memandang purnama yang memberikan sinar di kegelapan. Baginya sekarang kerinduannya pada Ibu harus segera terobati.
Tamat
Cerpen ini merupakan hasil kolaborasi beberapa anggota Komunitas Inspirasiana.
Penyunting: Nina Sulitiati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H