Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Kisah Lama (II)

3 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 3 Oktober 2022   19:23 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong kisah lama | Ilustrasi oleh Yoanna Yudith

Ketika lulus ujian, berkali-kali Jo menghubunginya. Tetapi ia sudah bersumpah pada dirinya, tidak akan melihat muka manusia terkutuk itu lagi.

Baginya cinta pertama adalah warna paling putih. Tapi setelah jelaga hitam dari hati Jo bertabur di atas cinta yang disodorkannya… dengan apa pun tidak bisa dibersihkan lagi.

Setelah itu Jo pergi, menghilang bagai ditelan bumi.

Dengan kasih dan doa mama, Vava akhirnya bangkit kembali. Dengan bersandar pada kasih dan bimbingan Tuhan, ia melangkah lagi melalui lorong-lorong sepi dalam hidupnya. Perlahan-lahan, ia benahi kembali hatinya.

Vava mulai kuliah. Ia bertekad membuka lembaran baru dalam hidupnya. Kenangan-kenangan bersama Jo, ia lipat dan kuburkan rapi-rapi bersama puing-puing cinta pertamanya.

Vava berhasil. Tarumanagara menyambutnya dengan hangat dan ramah. Almamater itu makin hari makin mencintai dan dicintainya. Saudara-saudara di Voms, MEGA, Dharmayana, semua ramah kepadanya. Juga POUT yang selalu banjir kasih dan pengertian. Semua membantunya memendam kenangan lama, semakin dalam.

Hari-hari cerah penuh harapan dilaluinya di kampus tercinta ini. Sampai Ferry hadir menawarkan lembaran-lembaran seputih dan sehalus sutra untuk ditulisi bersama.

Bersambung ...

Siska Dewi untuk Inspirasiana

Cerpen ini pernah dimuat di Album Cerpen “Anita Cemerlang” edisi 168,  1 Agustus 1985

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun