Tak ada rotan akarpun jadiÂ
Begitulah kata peribahasa lama
Seperti sebuah penyemangat bagi hati yang gulana
Keterbatasan di mana-mana sungguh di depan mataÂ
Begitulah nyatanya kehidupan
Tak semua semulus harapan
Kadang semua harus berjalan
Dalam guratan-guratan kekecewaan
Meski dalam mengumpulkan pengetahuan
Sempurna,Â
itu mau mereka
Sebuah jawaban dari kegamangan
lari menuju pagi
merambati jiwa imaji yang mengembara
Pada licinnya sihir narasi
Muncul rupa-rupa tanya pada biduk angkasa
Tak mampukah kau lihat
muka para bintang di langitÂ
nelangsa mengandung rindu pustaka nirwana
Semesta mengadu dalam diamnya,
layaknya tirta mendamba kelabunya cakrawala
tetes-tetes embun menyambut diamnya pula,
sorak gempita menerkam kilau insan yang dahaga
Sebentuk sukma yang bergelayut,
menangkap hausnya jiwa akan ceria,
pesona pustaka dan semesta membuatnya jatuh cinta,
untukmu semesta
hanya untukmu,
sebuah harap untuk tersenyumnya kehidupan
Dan di sinilah aku berada saat ini
Merajut asa yang sempat terhenti
Oleh keterbatasan yang harus dijalani
Demi sehatnya ibu pertiwi
Selagi hirup nafas belum terlepas dari raga
Berdayakan tiap kesempatan demi raih cita
Cukup sudah gundah gulana yang memasung jiwa
Bebaskan semua rasa songsong bagaskara
Mewujudkan senyum yang mewarnai dunia
Kala pustaka penuh cinta bak tarian hujan yang diakhiri bianglala
...
Puisi Kolaborasi dari Sahabat Puisi
8 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H