Para penggemar timnas Indonesia U-19 sempat cemas kala mengetahui Marselino Ferdinand cedera lumayan parah. Marselino terpaksa menepi hingga dua bulan karena cedera kala melawan Thailand pada Rabu (6/7).Â
Pemain andalan timnas senior dan junior ini terpaksa ditandu keluar jelang berakhirnya babak pertama selesai. Ia harus mengubur mimpinya untuk terus berlaga demi gelar Piala AFF U-19.Â
Selepas Marselino cedera, permainan timnas kita pada babak kedua saat melawan Thailand memang menurun drastis. Timnas kita tampak tertekan oleh lawannya yang piawai mengontrol bola dan ritme permainan.
Untung timnas kita punya kiper hebat dalam diri Cahya Supriyadi. Cahya sungguh bercahaya dengan penyelamatan gemilangnya sehingga timnas berhasil menahan imbang Thailand dengan skor kacamata.
Racikan STY: Tanpa Marselino Bisa Tetap Jago
Dengan absennya Marselino, Shin Tae yong terpaksa memutar otak. Menghadapi Filipina, STY mampu meracik formasi timnas yang tetap jago tanpa Marselino.
Tak tanggung-tanggung, STY memasukkan 9 pemain baru dalam line up Indonesia vs Filipina. STY percaya pada kemampuan Kadek Arel Priyatna, Muhammad Ferarri, Frezy Al Hudaifi, Ferdiansyah Cecep Surya, Zanadin Fariz, Subhan Fajri, Alfriyanto Nico, Edgard Amping, dan Rabbani Tasnim Siddiq.
Sejak menit awal pertandingan yang menentukan itu, STY berani memasang formasi baru dengan sembilan pemain anyar. Ronaldo dimainkan sebagai cadangan.Â
Selain Ronaldo, ada pula para pemain reguler seperti Kakang Rudianto, Mikael Tata, Hokky Caraka, dan Arkhan Fikri yang bersiap di bangku cadangan.Â
Menariknya, Rabbani Tasnim yang dipercaya menjadi juru gedor berhasil mencetak trigol. Dua di antaranya adalah tendangan penalti yang sangat sempurna.
Rabbani dengan tenang menanti pergerakan kiper Filipina pada tendangan 12 pas pertama. Setelah kiper bergerak ke kiri gawang, dengan presisi Rabbani menyarangkan bola ke kanan. Pada tendangan penalti kedua, Rabbani menembak keras ke tengah atas.Â
Ketenangan Rabbani dalam mengeksekusi penalti adalah talenta unik. Sangat sulit mengeksekusi dua penalti berturut-turut karena kiper lawan tentu sudah mempelajari penalti pertama.Â
Ada beban psikologis ketika kiper lawan sudah tahu arah tendangan pertama dan kaki sebelah mana yang digunakan untuk menendang penalti. Rabbani dengan dingin mengeksekusi dua penalti yang menghunjam gawang lawan.Â
Bukan hanya itu, Rabbani mencetak gol sundulan ciamik untuk melengkapi trigolnya. Teknik sundulan Rabbani sangat baik. Alih-alih menanduk langsung, Rabbani memantulkan sundulan ke tanah. Bola pantul semacam itu sangat sulit diantisipasi kiper mana pun.
Alfriyanto Nico juga bermain sangat baik. Ia mampu mencetak gol indah memanfaatkan umpan area dalam skema serangan balik kilat. Tendangannya mengarah ke sisi atas gawang lawan.Â
Kiprah para pemain mula debutan dalam laga melawan Filipina bisa disimpulkan sangat positif. Para pemain membayar lunas kepercayaan STY pada mereka.
Kelebihan STY sebagai pelatih
Salah satu kelebihan STY sebagai pelatih adalah keberaniannya merotasi pemain dalam turnamen ketat. STY adalah seorang pelatih pragmatis.
Bagi STY, semua pemain dalam tim memiliki kesempatan yang sama untuk diturunkan sebagai pemain mula. Memang benar, tim terkuat akan diturunkan dalam laga-laga penting.Â
Akan tetapi, STY juga berani membongkar formasi kala menjalani laga yang harus dimenangkan, seperti kala melawan Filipina. STY cerdik merotasi pemain agar dalam laga pamungkas melawan Myanmar nanti, sejumlah penggawa Garuda Muda tetap segar.
Tanpa bermaksud meremehkan lawan, STY memang menyimpan Ronaldo, Hokky Caraka, dan sejumlah penggawa timnas muda. Apalagi STY paham, tipikal permainan keras Filipina bisa menyebabkan cedera.Â
Nyatanya, tanpa Marselino dan tanpa sejumlah penggawa, timnas U-19 Indonesia tetap jago. Bahkan bisa dibilang, permainan timnas tanpa para penggawanya justru lebih hidup.
Mengapa? Kiranya faktor pembuktian diri menjadi penentu. Para pemain yang menjalani debut sebagai pemain mula (starter) akan lebih bersemangat untuk membuktikan kualitas mereka pada pelatih dan pendukung.
Anak-anak muda seperti Rabbani tentu sangat haus pembuktian diri. STY selaku pelatih dengan cerdik memanfaatkan sisi psikologis pemain muda ini. Maklum saja, STY memang giat membina pemain belia sejak masih bekerja di Korea Selatan.Â
STY sebenarnya tidak perlu terlalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam laga melawan Filipina seandainya Indonesia mampu mencetak gol kala melawan Vietnam dan Thailand.Â
Adalah tumpulnya serangan yang membuat Indonesia tertahan dua kali hasil imbang. Dari sisi pertahanan, timnas kita sudah cukup baik.Â
Menariknya, berkat rotasi, kini timnas Indonesia dihuni dua pemain yang mencetak caturgol dan trigol. Hokky Caraka mencetak caturgol kala timnas menang 7-0 atas Brunei. Rabbani mengemas trigol melawan Filipina. Total Indonesia mencetak 12 gol dan hanya kebobolan satu gol.Â
Tanpa bermaksud takabur, timnas Indonesia punya cukup talenta dan strategi rotasi jitu untuk meraih tiket ke semifinal. Percayalah pada proses. STY adalah sosok pelatih kelas dunia yang perlu didukung sepenuh hati.Â
Cobalah mendengar sindiran-sindiran cantik STY yang semuanya benar. Mulai dari minimnya pusat pelatihan timnas sampai sukarnya mencari striker lokal tajam karena klub-klub liga lebih asyik mengontrak pemain asing.
Kalau timnas belum berhasil juara, bukan hanya salah STY dan pemain timnas. Tanyakan saja siapa yang perlu bertanggung jawab pada pedangdut yang sedang bergoyang...
Salam bola dari Erbe. Ditulis untuk Inspirasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H