Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Paradoks Nasi Bungkus (Bagian 12)

20 Maret 2022   09:14 Diperbarui: 20 Maret 2022   09:16 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai pada suatu ketika jamaah salat Jumat turun drastis sampai kurang dari setengah biasanya. Apa yang menjadi penyebabnya? Penyebabnya ialah berhentinya pembagian nasi bungkus setelah Salat Jumat.

Alkisah beberapa bulan sebelum kedatangan saya, ada seorang napi dari Lapas Cipinang yang dilayar ke Lapas Porong. Napi inilah yang setiap Jumat bersedekah dengan menyediakan nasi bungkus.

Tidak tanggung-tanggung nasi yang disediakan adalah Nasi Bebek Sinjai yang terkenal itu. Saya coba menghitung jika satu porsi Bebek Sinjai itu Rp. 20.000 dan jumlah yang disediakan 1000 kotak, maka untuk satu Jumat itu si empunya niat bersedekah sebanyak Rp. 20 juta atau sebulan Rp. 80 juta.

Jika ia berada di Lapas Porong ini katakanlah selama 1  tahun maka bisa dihitung berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk sedekah "Jumat Barokah" yang diinisiasinya itu. Sedekah itu berakhir ketika ia meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Semoga Almarhum diampuni segala dosanya, Amin.

Fenomena membludaknya jumlah jamaah masjid karena faktor nasi bungkus juga terjadi pada saat Ramadhan. Selama bulan itu masjid membagikan paket buka puasa berupa nasi bungkus, kurma, dan air mineral.

Paket buka bersama itu dibagikan ba'da salat Ashar. Saat salat Ashar itulah jamaah masjid membludak. Ini berbeda dengan saat salat Duhur yang kurang dari setengahnya. Saya berani mengatakan membludaknya salat berjamaah itu terjadi karena faktor paket buka puasa itu.

Tidak semua yang berjamaah itu berpuasa. Sering kali bisa disaksikan, beberapa orang dengan entengnya menyantap paket buka puasa itu di depan masjid sesaat selesainya salat Ashar.

Begitu Ramadhan berakhir maka berakhir pula membludaknya jamaah. Bahkan saat salat Idul Fitri, jamaah yang hadir tidak sebanyak salat Ashar di bulan Ramadhan.

Fenomena nasi bungkus ini juga bisa disaksikan di momen-momen lain saat masjid secara rutin menyediakannya. Misalnya pada acara Istighotsah setiap hari Senin dan Yasinan di hari Kamis. Acara-acara ini memang tidak terlalu menarik minat jamaah. Ini mungkin karena nasi bungkus yang disediakan sangat ala kadarnya, tidak seperti saat salat Jumat dan paket buka puasa Ramadhan.

Meski jumlah jamaah tidak terlalu banyak masih bisa dilihat ada jamaah yang hadir karena faktor nasi bungkus itu. Mereka ini hanya duduk bahkan mengobrol tanpa mengikuti bacaan-bacaan dalam acara itu. Sebagian lagi dengan serta merta meninggalkan acara yang belum selesai ketika nasi bungkus sudah diterimanya.

Tersedianya nasi bungkus untuk dibagikan kepada jamaah masjid dimungkinkan karena adanya beberapa WBP yang mengeluarkan infaq dan shodaqoh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun