Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Ada Gua Maria di Penjara (Bagian 11)

15 Maret 2022   10:14 Diperbarui: 15 Maret 2022   10:16 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini semua memang bentuk kebersamaan yang dibina secara bersama-sama pula baik oleh sesama WBP maupun oleh pihak Lapas.

Oh ya, sama seperti masjid yang diperluas dengan biaya infak dari para WBP, gereja pun mengembangkan bangunannya atas inisiatif para jemaatnya. Kini Gereja tampak indah dengan dilengkapi pendingin ruangan.

Mereka yang umat Katolik membuat Gua Maria dengan Patung Bunda Maria yang indah di salah satu pojok bagian luar gereja. Di tempat itulah setiap hari bisa disaksikan beberapa orang dengan khidmat "berbicara" kepada Bunda Maria.

Dalam konteks agama Islam, Bunda Maria adalah wanita istimewa. Wanita suci yang melahirkan Nabi Isa Alaihissalam, salah satu nabi yang istimewa pula dalam ajaran Islam. 

Kami menyebut Bunda Maria dengan Maryam yang diabadikan menjadi nama salah satu surar dalam Kitab Suci Al Qur'an yaitu Surat ke 19 Juz 16 yang terdiri dari 98 ayat. Dan Maryam itu menjadi nama yang diberikan kakek saya kepada ibu saya, wanita yang sangat saya cintai.

Mungkin karena ini saya sangat mengagumi Maryam yang melahirkan Nabi Isa Alaihisalam. Dan mungkin karena itu pula saya cukup familier dengan sosok Bunda Maria dalam konteks Katolik. Setidaknya saya hafal dengan tanggal 8 September sebagai Pesta Kelahiran Bunda Maria.

Saya masih ingat betul kepada Patung Bunda Maria yang dibuat di Meksiko yang dibawa sahabat saya yang berasal dari Kupang pada tahun 1999. Dan saya termasuk yang paling awal melihat patung itu ketika tiba di Jakarta. Mungkin bukan sebuah kebetulan jika Allah SWT menakdirkan saya dilahirkan di RS Santo Yusuf, nama suami dan pelindung Bunda Maria.

Bagi saya mengagumi Maryam dalam konteks Islam dan menghormati Bunda Maria dalam konteks Katolik adalah bentuk kecintaan saya kepada Sang Maha Pencipta. 

Juga bentuk penghormatan saya kepada saudara-saudara saya Umat Kristiani, seperti juga saya memberikan penghormatan kepada pemeluk agama lainnya di negeri yang sangat saya cintai ini.

Saya mengagumi ritual Nyepi dalam Hindu Bali yang menghadirkan suci saat menginjak hari pertama di Tahun Baru Saka. Saya mengagumi Candi Borobudur yang menjadi salah satu puncak peradaban dalam agama Budha. Dan saya mengagumi Imlek dalam konteks Kong Hu Cu dengan segala filosofi yang menyertainya.

Apapun itu, saya seorang Muslim yang hanya bisa berupaya menjadi muslim yang baik sesuai ajaran Islam, agama yang saya anut. Penghormatan saya kepada pemeluk agama lain termasuk ajaran agama yang diyakininya sama sekali tidak mendegradasi keyakinan saya kepada ajaran agama dan aqidah Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun