Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisahku di Penjara: Ada Gua Maria di Penjara (Bagian 11)

15 Maret 2022   10:14 Diperbarui: 15 Maret 2022   10:16 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesekali ketika cuaca cerah kita bisa melihat dua gunung lainnya yang tampak seperti sedang berimpitan dengan Gunung Penanggungan. 

Kedua gunung yang dimaksud ialah Gunung Arjuno dan Gunung Welirang. Jika sore hari bisa sambil menonton sepakbola atau bola voli. Jika musim kemarau menonton adu layang-layang jadi pilihan ketika nongkrong di selasar itu.

Siang sampai sore hari, selasar juga diramaikan oleh 'lapak' togel. Tampaknya Lapas merupakan tempat paling aman untuk berjualan togel. Tidak seperti di luar yang selalu jadi incaran razia polisi. 

Di awal-awal kedatangan saya di Porong, di selasar itu masih diizinkan ada yang berjualan kopi seduh. Namun saat terakhir belakangan ini sudah tidak diizinkan lagi.

Tempat nongkrong kedua yang menjadi favorit saya adalah 'kebun' yakni areal pertanian yang dikelola oleh beberapa WBP. Di kebun itu bisa disaksikan aneka tanaman sayur, kolam ikan,  juga ternak ayam dan bebek serta kambing.

Selain di selasar dan kebun, sesekali saya nongkrong di gereja. Mengobrol dengan para aktivis gereja atau jemaat yang kebetulan mampir di gereja. Mengobrol ngalor ngidul sambil minum kopi dan sesekali menghisap rokok.

Gereja ini cukup ramai setiap harinya. Yang paling mencolok adalah latihan band. Jadi saat nongkrong itu bisa sambil menikmati hiburan musik dari anak-anak band yang sedang latihan. 

Untuk ibadah minggu, pihak Lapas memfasilitasi gereja untuk mendapatkan kunjungan rombongan jemaat gereja lain di luar Lapas secara teratur.

Tidak tepat di hari minggu memang, karena pas di hari minggu tentu sibuk dengan gereja masing-masing. Dengan begitu meski WBP yang umat Kristiani tidak begitu banyak, saat ibadah minggu tetap semarak karena kunjungan dari jemaat lain dari luar lapas itu.

Saat datang, rombongan jemaat dari luar itu biasanya (hampir) selalu membawa 'bingkisan' berupa aneka barang kebutuhan sehari-hari mulai dari peralatan mandi (handuk, sabun mandi, sikat gigi, dan pasta gigi), sabun cuci, mi instan, dan lain-lain. Barang-barang bingkisan itu sering kali dinikmati pula oleh WBP di luar jemaat gereja termasuk mereka yang beragama Islam.

Sebagaimana saat Idul Adha maka semua WBP tanpa memandang agamanya mendapatkan paket daging kurban dari masjid. Saya pun pernah menerima pemberian dari gereja berupa satu paket peralatan mandi, juga sebuah kacamata baca. Dan kacamata itulah yang sangat membantu saya ketika membuka dan membaca Kitab Suci Al Qur'an. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun