Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kata-kata Membangkitkan, 4 Pertimbangan Penting Sebelum Berkata dan Menulis

28 Februari 2022   12:14 Diperbarui: 28 Februari 2022   12:20 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata-kata yang membangkitkan - Brett Jordan/Unsplash

Jangan remehkan "kuasa kata". Kisah di atas hanya salah satu contoh betapa kata-kata dapat memengaruhi orang lain. Kata-kata berpotensi "membunuh" atau "menghidupkan". Kata-kata yang kita ucapkan kepada orang lain pun dapat direspons secara berbeda. Orang tertentu bisa jadi termotivasi, orang lain mungkin terpukul, sekalipun kata-kata yang kita gunakan sama sekali tidak berbeda.

Definisi "kata" adalah 'unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran, serta dapat digunakan dalam berbahasa'. Adapun pengertian "berkata" adalah 'melahirkan isi hati dengan kata-kata atau berbicara'.

Berdasarkan pengertian "kata" dan "berkata" di atas, ada dua pengertian yang perlu kita pahami.

Satu, Kata berupa verbal dan nonverbal

Kata sebagai unsur bahasa dapat diucapkan atau dituliskan. Jadi, "kata" tidak sebatas yang keluar dari mulut kita secara lisan (nonverbal), tetapi dapat juga berupa tulisan (verbal). Dalam bentuk tulisan, kata dapat berupa tulisan di atas kertas atau tulisan berbentuk digital, seperti pesan pendek (SMS), obrolan (chat) dan surel atau surat elektronik (email).

Dua, Kata-kata yang keluar dari hati

Kata yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran seharusnya melalui tahap filter atau dicerna terlebih dahulu sebelum dituangkan atau diucapkan. Jadi, tidak asal mengatakan atau menuliskan. Dengan demikian, kata yang kita keluarkan benar-benar merupakan kata-kata pilihan yang baik dan benar.

Santun dalam berkata-kata

Pada Pilpres 2019, dunia mayantara diramaikan oleh saling hujat dan saling ejek antara kubu cebong dan kampret yang berafiliasi pada tokoh capres/cawapres tertentu. Akibatnya, ujaran kebencian itu menyulut permusuhan dan perkelahian. Malahan di Madura sampai menelan korban jiwa. Belakangan, beberapa orang harus di penjara karena menghina presiden.

Belajar dari peristiwa itu, hendaklah kita menjadi orang santun dalam berkomunikasi. Kita mesti menggunakan kata demi kata dengan arif dan bijak. Dalam menulis pun demikian. Gagasan yang kita tuangkan ke dalam tulisan dapat menguap dengan mudah apabila kata per kata yang kita gunakan tidak mencerminkan kebaikan.

Nah, tulisan yang baik akan mempertimbangkan 4 hal berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun