Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan dari Pemuisi

26 Februari 2022   15:33 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:36 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Puisi Umpatan! Emoh Aku, Yang romantis napa?" demikian komentar dari grup perpesanan.

Saya terhenyak sebentar, tulisan di atas jelas tidak mewakili perasaanku yang sedang duduk jaga toko. Suasana hatiku pada hari ini terasa biasa saja. Meski ada satu dua kesibukan yang bikin penat.

Katanya sih, penulis puisi adalah mereka yang paling jago menerjemahkan perasaan ke dalam bentuk kata per kata. Bak pelukis yang menorehkan kuasnya di atas kertas kanvas.

Lantas "puisi umpatan" yang kukeluarkan ini, apakah memang adalah refleksi hati? 

Rasanya bukan. Atau memang adalah perasaan berkecamuk yang sedang berada di alam bawah sadar. Mungkin saja.

Tidak usah dipeduli, karena bukan itu yang ingin aku bahas.

Di Kompasiana, saya adalah pemuisi dadakan. Hanya senang jika "sedang mood saja." (Meminjam istilah Kompasianer Ari Budiyanti).

Nah, beliau adalah salah satu pemuisi top di K. Ada pula deretan nama lainnya, seperti Fatmi Sunarya, Abdul Hama, Syahrul Chelsky, Ayah Tuah, Katedrarajawen, Indra Rahadian, dan Ikhlas Julak.

(Note; maafkanlah diriku yang tidak bisa menyebut nama lain satu persatu).

Puisi adalah seni dan pemuisi adalah seniman. Jadi, para pemuisi di Kompasiana pada dasarnya adalah seniman. 

Semoga saya tidak khilaf jika berasumsi bahwa mereka adalah "mahluk berbeda" dengan para penulis artikel lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun