Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan dari Pemuisi

26 Februari 2022   15:33 Diperbarui: 26 Februari 2022   15:36 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kulihat dirimu, rindu terasa di tengah kalbu. Aku Malu!

Membayangkan apa yang telah kulakukan. Tikus jalanan pun tahu. Aku Jahanam!

Ketika dirimu menyapaku sendu. Aku tak bergerak. Melihat kenyataan. Aku Bayangan!

Merindukan dirimu yang tak lagi bergetar, di atas tulisan berbalut debu.

Kekasih hati yang selalu menunggu. Atas cicilan rindu.

Dua hati yang tak lagi menyatu. Atas cinta yang tak pernah lunas.

Aku bersedih di samping nisanmu, Aku menangis di atas kuburanmu.

**

Puisi di atas ditulis secara spontan, pada saat saya sedang melirik grup perpesanan. Ada tantangan dari Mba Lesterina Purba untuk membuat puisi yang berjudul: Cicilan Rindu.

Entah mengapa jari langsung mengetik, dan jadilah karya tulis yang menggelitik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun