Di ujung lantai bagian belakang terdapat 6 buah kamar mandi / toilet yang berderet sepanjang lebar bangunan. Semuanya dengan standar yang sama dengan  kamar mandi / toilet yang berada di setiap kamar.  Sebuah pesawat TV LED 28 inci terpasang di ruangan bersama.
Bisa dikatakan fasilitas kamar tahanan di Rutan ini minus tempat tidur, tidak kalah dengan hotel melati 3. Nyaman bukan ?
Tapi maukah sahabat pembaca jadi seorang tahanan ? Jangan ! Hindari dan jauhi hal-hal yang bisa membawa kita ke penjara meski hanya sebatas tahanan.
Lagi pula, standar fasilitas seperti yang saya gambarkan di atas, sangat mungkin tidak ditemukan di Rutan lain termasuk Rutan Kelas 1 sekalipun.
Ada 2 pintu gerbang di lantai 2 itu. Gerbang pertama merupakan pintu masuk. Sedangkan gerbang kedua menjadi pembatas antara area tahanan dengan area lain seperti ruang petugas dan ruangan kunjungan.
Dua orang petugas jaga tampaknya tidak berada di dalam gedung. Keduanya bukanlah petugas resmi rutan, hanya staf kantor Kejati yang diperintah secara mendadak karena tidak direncanakan akan ada tahanan yang masuk hari itu, bahkan untuk beberapa minggu ke depan.Â
Mereka mungkin berpikir saya tidak mungkin bisa melarikan diri. Lagi pula kamera CCTV terpasang di setiap ruangan.
Maka jadilah saya sendirian di dalam gedung itu. Sepintas gedung itu tampak baru dengan disain eksterior layaknya gedung perkantoran.Â
Sarana dan fasilitas di dalam area tahanan semuanya baru. Tampak gres, belum sekalipun digunakan. Jika rutan itu menulis sejarah, saya mungkin menjadi salah satu tokoh sejarah bagi rutan itu. Saya adalah penghuni pertamanya. "Nganyari", kata orang Jawa.
Bagi saya, sendirian di kondisi itu bukanlah suatu masalah. Ini gedung baru bahkan tampak belum selesai karena di sana-sini masih terlihat peralatan penunjang kerja bangunan.Â
Rasanya tidak mungkin ada yang aneh-aneh. Tapi "indra keenam" (andai saya memiliknya) mengatakan ada yang aneh dengan gedung ini. Auranya terasa sangat tidak bagus.Â