Melatih Tanggung Jawab
Tanggung jawab perlu dilatih dan dibiasakan. Seseorang mahir bertanggung jawab karena ia terlatih dan terbiasa. Dengan kata lain, agar terlatih dan terbiasa maka setiap kita perlu sesering mungkin melatih diri untuk bertanggung jawab. Latihan bertanggung jawab pertama kali dilakukan di dalam rumah.
Bukan di sekolah, bukan pula di tempat bekerja. Latihan tanggung jawab di rumah tidak bisa dilakukan asal-asalan. Rumah sebagai “universitas kehidupan” harus memberikan rasa aman dan nyaman, bukan beban yang berat bagi anak-anak.
Contoh sederhana, latihan tanggung jawab bagi anak usia prasekolah. Jika disuruh mencuci baju, tentu saja berat karena tidak sesuai dengan usia mereka. Akan berbeda jika orangtua melatih mereka untuk membereskan mainan.
Makin besar makin bertambah beban latihan. Orangtua sebaiknya tidak berharap banyak pada hasil, melainkan bertumpu pada proses sebagai sarana untuk belajar.
Tanggung Jawab dimulai dari yang kecil
Melatih tanggung jawab dari hal-hal kecil. Jangan berharap kita dapat bertanggung jawab dalam skala yang besar kalau dalam hal kecil kita tidak dapat bertanggung jawab.
Di dunia kerja, misalnya, jangan berharap bisa menjadi seorang manajer yang bertanggung jawab manakala menjadi supervisor saja sudah abai. Hal kecil yang menuntut tanggung jawab kita tidaklah sedikit.
Ambil contoh datang tepat waktu di tempat bekerja. Kelihatannya sepele, padahal kebiasaan “jam karet” adalah cermin buruk bagi kredibilitas dan kompetensi seseorang. Jadi, kita harus segera membuang kebiasaan “jam karet”. Sekarang juga. Bukan besok, lusa, atau nanti.
Lakukan dengan setia
Sekecil apa pun tanggung jawab yang kita emban, lakukanlah dengan setia. Apa pun jenis tanggung jawab itu, lakukanlah sepenuh hati. Bagaimana pun, kelak kita mesti memberikan pertanggungjawaban. Tidak usah jauh-jauh. Rezeki yang diberikan Sang Khalik kepada kita, contohnya, kelak harus kita pertanggungjawabkan.