Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demi Kenikmatan Sesaat

11 Oktober 2021   10:02 Diperbarui: 11 Oktober 2021   10:05 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana caranya agar kancil bisa keluar? 

Kancil mengulangi cara yang sama ketika hendak masuk. Berpuasa. Setelah badannya kembali kurus, kancil  dengan leluasa bisa keluar lagi. 

Bodoh kali ya si kancil? Demi memenuhi godaan menikmati anggur harus bersusah payah, tetapi akhirnya malah tidak dapat apa-apa. 

Apabila dengan hitungan dagang rugi sebenarnya. Sebelum masuk dengan tubuh yang berisi. Saat keluar jadi kurus kering. 

Ternyata kancil yang dikenal cerdik pun bisa tertipu oleh kenikmatan rasa. 

Bodoh memang. Namun, jangan buru-buru menertawakan si kancil. Karena sebagai manusia kita tanpa sadar pun sering melakukan hal yang sama. Kebodohan. Termasuk oleh mereka yang merasa dirinya pintar. 

Demi tergoda kenikmatan duniawi melakukan berbagai cara. Mengorbankan banyak hal demi dapat menikmati rasa dunia, demi kepuasan rasa. Namun, ketika sadar tidak ada yang berharga. Yang ada sekadar kenikmatan sesaat.

Demi semua itu terlalu banyak mengorbankan  kehidupan yang berharga. Sesungguhnya sangat mengalami kerugian. 

Seperti apa? 

Bukankah banyak di antara kita berpikir demi kehidupan yang lebih baik sehingga bisa menikmati hidup rela mengorbankan banyak hal yang lebih bernilai? 

Mengorbankan waktu bersama keluarga, waktu ibadah, waktu orang lain. Mengorbankan perasaan mereka juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun