Segala cara manusia lakukan demi dunia, ketika pergi pun takada yang bisa dibawa. Apa peduli? Karena kenikmatan sesaat lebih menggoda.
Dalam perjalanan seekor kancil melewati kebun anggur dengan buah yang ranum. Hal ini sungguh menggoda rasa.Â
Air liur meleleh membayangkan rasa nikmat yang ada. Apa daya sekeliling kebun anggur berdiri pagar yang kokoh.Â
Kancil hanya bisa memasukkan kepalanya di sela pagar. Semakin menggoda saja melihat anggur-anggur yang ada.Â
Kancil berpikir keras bagaimana agar bisa menikmati anggur yang mengundang selera itu.Â
Akhirnya menemukan ide cemerlang. Si kancil akan berpuasa agar tubuhnya menjadi kurus sehingga bisa memasuki kebun anggur.Â
Setelah berpuasa beberapa hari dengan tubuh yang kurus kancil bisa meloloskan tubuhnya di antara sela pagar. Gembira luar biasa tentunya.Â
Rasa lapar membuat kancil kalap melalap buah-buah anggur. Bahagia menyelimuti. Berhari-hari kancil dengan leluasa menikmati butir demi butir anggur yang tersedia.Â
Merasa puas karena godaan selera yang ada telah terpenuhi, kancil berniat keluar dari kebun anggur untuk meneruskan perjalanan.Â
Apa yang terjadi? Karena tubuhnya yang sudah gemuk kembali tentu saja kancil tidak bisa keluar lagi melalui sela pagar.Â