Apa yang terbayang di pikiran Anda saat mendengar kata invetasi? Rata-rata pasti punya pikiran yang tidak jauh-jauh dari persoalan uang, aset, risiko, keuntungan dan kerugian, pasar dan sebagainya.
Tidak salah jika Anda berpikir demikian. Karena dalam bidang ekonomi dan keuangan, investasi bisa diartikan sebagai upaya menyisihkan sejumlah dana untuk memperoleh aset tertentu (baca : emas, properti, saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain) yang berpotensi memberikan imbal hasil atau keuntungan di masa depan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa orang berinvestasi itu agar mendapat keuntungan atau manfaat finansial (baca : passive income). Keuntungan atau manfaat ini tidak serta merta langsung diperoleh dalam sehari atau dua hari, tergantung rencana keuangan dari si investor. Kalau rencana keuangannya jangka pendek, tentu lebih cepat. Setahun sudah cukup. Tapi kalau rencana keuangannya jangka panjang, misal 10, 15 atau 20 tahun lagi, tentu investor harus lebih sabar, telaten dan tetap fokus.
Tapi, pada artikel kali ini saya tidak bermaksud membahas investasi dalam konteks ekonomi dan keuangan. Saya akan membahas investasi lain yang lebih “intangible” namun sama penting dan bermanfaatnya bagi kehidupan.
Kalau para perencana keuangan (financial planner) sering memberi saran untuk berinvestasi sedini mungkin, maka “investasi” yang akan saya bahas di sini juga sebaiknya mulai dilakukan sejak muda. Apa sajakah itu?
Pertama, investasi kesehatan
“Orang bisa membayar biaya berobat ke dokter atau rumah sakit terbaik, tapi orang tidak pernah bisa membeli kesehatan”
Ya, kesehatan itu penting dan mahal. Mau Anda sekaya Bill Gates sekalipun, kalau Anda sakit, apalah arti kekayaan Anda? Anda pasti tidak bisa menikmatinya bukan?
Mau badan Anda seperti jam pasir atau punya six pack abs, kalau Anda tergolek lemah di ranjang rumah sakit, apa artinya tubuh indah Anda? Anda tidak bisa bebas beraktivitas karena fisik Anda terlalu lemah digerogoti penyakit.
Penyakit-penyakit seperti diabetes, jantung, stroke, kanker, sekarang bukan hanya diderita oleh orang-orang tua. Anak-anak muda berumur kurang dari 40 tahun saja ada yang sudah terkena penyakit kardiovaskular, kolesterol tinggi dan diabetes. Penderita obesitas pun banyak dari kalangan anak-anak muda.
Pola makan yang tidak sehat, malas gerak, kurang tidur dan stres akibat tuntutan pekerjaan serta hidup, membuat mereka lebih rentan terserang penyakit-penyakit tersebut di usia yang lebih muda.
Tubuh ini didesain oleh Sang Pencipta memiliki batas. Anda bukan robot atau mesin yang bisa menggunakan tubuh dan pikiran Anda 24 jam non stop. Jadi, jangan pernah menukar kesehatan fisik maupun mental Anda dengan lembaran-lembaran rupiah. Memangnya Anda mau punya uang banyak tapi penyakitan atau depresi?
Mulai sekarang cobalah untuk lebih peduli pada kesehatan, baik fisik maupun mental, agar bisa produktif dan bahagia sampai tua.
Kedua, investasi pengetahuan dan keahlian
Investasi memang mengorbankan sejumlah dana, termasuk untuk membeli pengetahuan dan keahlian. Kadang juga harus ditebus dengan harga yang tidak murah, seperti mengikuti kursus, pelatihan atau mengambil sertifikasi keahlian tertentu.
Pengetahuan dan keahlian yang kita dapatkan, baik melalui jalur formal maupun informal, mungkin tidak bisa langsung kita rasakan manfaatnya sekarang. Namun dalam jangka panjang, siapa tahu pengetahuan atau keahlian yang kita miliki adalah sesuatu yang sedang dicari dan dibutuhkan masyarakat atau dunia.
Karena masyarakat terus berkembang, dunia semakin dinamis, perubahan-perubahan zaman juga kian cepat, pengetahuan atau keahlian baru yang dapat mengakomodir kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan dunia pasti bermunculan.
Barangkali pengetahuan atau keahlian yang kita miliki itu sekarang masih dipandang tidak terlalu penting. Dipandang sebelah mata. Tapi siapa tahu 5 tahun lagi pengetahuan atau keahlian itulah yang tengah dicari dan dibutuhkan.
Fokuslah pada apa yang ingin atau sedang Anda pelajari saat ini. Anda bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi dan internet untuk belajar apapun yang Anda inginkan secara gratis.
Oiya, dengan pengetahuan dan keahlian yang lebih mumpuni, Anda juga bisa berkesempatan mengembangkan karier dan memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.
Ketiga, investasi pengalaman
Pengalaman bisa baik atau buruk. Tapi sebaik atau seburuk apapun, semenyenangkan atau semenjengkelkan apapun suatu pengalaman, ia tetap punya hikmah yang bisa dipetik.
Investasi pengalaman memang paling bagus dilakukan sejak muda. Terlebih jika rekan-rekan masih berstatus pelajar atau mahasiswa,
Ada banyak cara berinvestasi pengalaman selagi kamu masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa aktif, seperti aktif di organisasi (internal maupun eksternal kampus), ekskul atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), jadi panitia event, jadi asisten dosen (asdos) atau asisten praktikum (asprak), ikut kegiatan volunteering, ikut program pertukaran pelajar atau mahasiswa, kerja sambilan (paruh waktu atau freelance), jualan online, coba-coba ikut kompetisi dan masih banyak lagi.
Keempat, investasi waktu
Waktu adalah uang. Begitu kata salah satu pepatah terkenal mengenai waktu.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga bagi umat manusia.
Dalam agama Islam, dikatakan dalam salah satu surat Al-Quran (Surat Al-Ashr ayat 1-3) bahwa Tuhan telah bersumpah dengan waktu sehingga betapa ruginya orang-orang yang telah menyia-nyiakan waktu.
Tuhan memberi kita waktu 24 jam sehari. Dari orang super sibuk sampai super selow, waktu yang dimiliki sama-sama 24 jam. Yang jadi pertanyaan berikutnya adalah 24 jam yang Anda miliki digunakan untuk apa saja? Apakah lebih banyak dihabiskan untuk sesuatu yang bermanfaat atau tidak?
Investasi waktu memiliki cakupan yang luas. Bisa untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan sosial, alam semesta bahkan yang terpenting adalah untuk Tuhan.
Investasi waktu untuk diri sendiri bisa dilakukan dengan melakukan hobi di akhir pekan atau hari libur.
Investasi waktu untuk keluarga (jika jauh dari mereka) bisa dilakukan dengan tetap berkomunikasi dengan orangtua di kampung halaman. Minimal seminggu sekali.
Investasi waktu untuk Tuhan tentunya adalah dengan ibadah dan doa.
Pemeluk agama Islam punya kewajiban menjalankan salat 5 waktu dalam sehari semalam. Sesibuk apapun mereka, mereka wajib menyempatkan diri menjalankan salat. Toh, salat tidak lama. Paling sekitar 5-10 menit saja.
Begitu pula umat agama lain dengan ritual peribadatannya masing-masing.
Lalu, apakah itu artinya Dia butuh ibadah dan doa kita? Tidak. Ibadah dan doa itu sejatinya adalah untuk kebaikan kita sendiri.
Jadi, sudahkah Anda berinvestasi pada empat hal di atas?
Luna Septalisa untuk Inspirasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H