Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Unik di Balik Viralnya Lagu "Sweet Caroline" Jelang Final Inggris vs Italia

11 Juli 2021   04:01 Diperbarui: 11 Juli 2021   04:09 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Striker Inggris Harry Kane (tengah) berselebrasi dengan penonton setelah memenangi laga sepak semifinal Euro 2020 antara Inggris vs Denmark di Stadion Wembley di London pada 7 Juli 2021.(AFP/CATHERINE IVILL)

Sepak bola dan musik memang berjodoh. Tanpa musik, ajang pertandingan sepak bola sekelas Piala Eropa bisa terasa hambar. Untunglah, selalu saja ada musik penyemangat dan pembakar nasionalisme.

Ada kisah unik di balik viralnya lagu "Sweet Caroline" jelang final Euro 2020 yang mempertemukan Timnas Inggris melawan Italia di Stadion Wembley pada Senin dini hari WIB, 12 Juli 2021 nanti.

Bukan lagu nasional

"Sweet Caroline" mendadak viral setelah suporter Inggris ramai-ramai menyanyikan lagu ini pada pertandingan Inggris di Wembley. 

Menyusul kemenangan 2-1 Timnas Inggris atas Denmark di semifinal Euro 2020, ribuan penggemar the Three Lions mengidungkan "Sweet Caroline", bukan lagu nasional "God Save the Queen".

Para pemain ikut bergabung menyanyikan "lagu kebangsaan tidak resmi" Inggris selama turnamen Euro 2020 ini. Ini bukan tradisi Wembley yang sudah berlangsung lama. Faktanya, para suporter Inggris baru mulai menyanyikan "Sweet Caroline" setelah Inggris menang 2-0 atas Jerman pada babak 16 besar Euro tahun ini.

Sebenarnya, lagu "Sweet Caroline" ini ditulis oleh Neil Diamond, penyanyi asal Amerika Serikat pada tahun 1969. Lagu ini pertama kali dimainkan di Stadion Fenway Park, Boston, AS pada tahun 1997. 

"Sweet Caroline" juga telah digunakan sebagai lagu tema oleh petinju kelas berat Inggris Anthony Joshua, serta tim Major League Baseball AS, Boston Red Sox.

Judul lagu "Sweet Caroline" mengambil nama dari Caroline, putri mantan Presiden AS John F. Kennedy. Tema liriknya terinspirasi oleh istri Neil Diamond, Marcia.

Lagu ini memuncak di No. 3 di AS. tangga lagu pada saat itu dan hanya mencapai No. 8 di tangga lagu Inggris, tetapi popularitasnya telah bertahan selama beberapa dekade.

Neil Diamond yang kini berusia 80 tahun baru-baru ini mengatakan bahwa ia bahagia mendengar semua orang menyanyikan 'Sweet Caroline' di Wembley.

Pangeran Charles tidak marah

Yang lebih menarik lagi, keluarga kerajaan Inggris tidak marah atas viralnya "Sweet Caroline" yang mengalahkan "God Save the Queen". 

Sebelum semifinal hari Rabu lalu, Pangeran Charles mengundang resimen Coldstream Guards untuk memainkan versi instrumental dari "Three Lions" dan "Sweet Caroline" di Clarence House.

Sudah akrab di telinga suporter Inggris

Walaupun 'Sweet Caroline' tidak secara tradisional dikaitkan dengan tim sepak bola Inggris, lagu ini telah lama digunakan sebagai lagu perayaan oleh sejumlah tim dan olahragawan Inggris.

Pendukung Aston Villa telah menyanyikan lagu tersebut selama bertahun-tahun, seperti juga penggemar Chelsea. Tentu pendukung kedua klub yang berbasis di London ini ikut mendukung tim nasional Inggris.

Tony Perry, seorang DJ di Stadion Wembley, memainkan perannya dalam memopulerkan lagu "Sweet Caroline" sebagai lagu utama ketika ia memainkannya alih-alih lagu tradisional Fat Les 'Vindaloo' setelah kemenangan Inggris melawan Jerman.

Lirik dan daya tarik lagu "Sweet Caroline"

Lirik lagu "Sweet Caroline" sejatinya berkisah tentang asmara. Liriknya antara lain sebagai berikut:

Where it began, I can't begin to knowing,
But then I know it's growing strong/Was in the spring,
Then spring became the summer,
Who'd have believe you'd come along?

Hands, Touching hands, Reaching out,
Touching me, Touching you...

Sweet Caroline! Good times never seemed so good.
I've been inclined/To believe they never would...

Ada bagian lirik yang memang melukiskan kegembiraan dalam kebersamaan: Hands, Touching hands, Reaching out. Ada pula bagian yang membuat orang spontan berteriak girang: Sweet Caroline! (O o o) Good times never seemed so good. 

Dalam psikologi musik, lirik "pemersatu bangsa" seperti ini tentu sangat mengena bagi penonton sepak bola. Bisa kita bandingkan dengan lagu "Bendera" kreasi Cokelat Band atau "Garuda di Dadaku" karya Netral yang mampu menyatukan suporter Indonesia.


Akan tetapi, jangan lantas mengira "Sweet Caroline" dimonopoli suporter Inggris. Para pendukung Timnas Irlandia Utara sudah lebih dulu memviralkan lagu ini. Fans Irlandia Utara sebenarnya sudah menyanyikan lagu hit Neil Diamond sejak 2005. Menariknya, lagu "Sweet Caroline" itu dinyanyikan setelah Irlandia Utara menang atas Inggris. 

Kita tunggu saja dalam final nanti, apakah "Sweet Caroline" akan menjadi lagu kemenangan atau justru lagu kekalahan Inggris. Salam bola! 

Sumber: 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun