Di tengah tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan tontonan bermutu, sayangnya industri sinetron dalam negeri seolah bergerak ke arah yang tak jelas.
Mayoritas sinetron saat ini bukanlah sinetron yang dipersiapkan dengan baik dari sisi naskah dan teknik sinematografi. Dari penuturan sejumlah aktris sinetron sendiri, ternyata ada cukup banyak sinetron kejar tayang dengan naskah terburu-buru.
Tak mengherankan, ada sinetron yang bisa beratus-ratus dan berjilid-jilid tanpa akhir. Ini karena memang naskah dibuat tanpa melihat bagaimana alur cerita hingga akhir nanti. Yang penting kejar tayang saja.Â
Jika penonton memilih nonton drama luar negeri dan YouTube, wajar saja. Meski begitu, sinetron memang masih memiliki pangsa pasar tersendiri. Sewajarnya, industri sinetron kita perlu bertanya diri: apa pesan kehidupan yang sedang ditawarkan pada para pemirsa?
Indonesia tak kekurangan penulis dan sineas serta aktor dan aktris handal. Menyajikan sinetron berkelas dan tetap laris ditonton bukanlah hal yang mustahil.Â
Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Mari jadikan tontonan juga sebagai tuntunan kehidupan. Industri sinetron Indonesia perlu berkaca diri agar mutu sinetron kita bisa meningkat. Jangan sampai terulang lagi aktris anak-anak memerankan peran dewasa. Salam edukasi.Â
Erbe untuk Inspirasiana.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI