Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mirisnya Aktris Anak Perankan Peran Dewasa, Saatnya Industri Sinetron Berkaca Diri

3 Juni 2021   06:17 Diperbarui: 3 Juni 2021   06:31 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal lagi yang dikritik oleh warganet dan pemirsa adalah bahwa sinetron itu seakan menganggap wajar proses grooming pada anak-anak. Grooming adalah upaya untuk mendapatkan "cinta" dari calon pasangan yang biasanya masih muda belia dengan modus yang bertendensi pelecehan seksual.

Psikiater forensik Amerika Michael Mark Welner, M.D. mendefinisikan grooming sebagai proses di mana pelaku membujuk korban ke dalam hubungan seksual dan menjaga hubungan tersebut secara diam-diam.

Sementara itu laman nspcc menakrifkan grooming sebagai proses ketika seseorang membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan menyalahgunakannya.

Anak-anak dan remaja yang telah di-grooming dapat dilecehkan secara seksual, dieksploitasi atau diperdagangkan.

Siapa pun bisa menjadi pelaku grooming, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau ras mereka. Grooming dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek atau panjang. Pelaku grooming juga dapat membangun hubungan dengan keluarga atau teman-teman remaja tersebut untuk membuat mereka tampak dapat dipercaya atau berwibawa.

Mirisnya sebagian sinetron kita

Memang benar, tidak semua sinetron Indonesia itu buruk. Kita patut mengapresiasi para insan dunia sinema elektronik yang berupaya memproduksi tontonan sinetron bermutu. 

Sejenak kembali ke tahun-tahun silam, kita tentu ingat betapa bagusnya sinetron semacam Si Doel Anak Sekolahan dan Keluarga Cemara. Kisah-kisah kehidupan orang sederhana disajikan secara apik dan inspiratif bagi pemirsa dari segala usia.

Sayang sekali, makin maju teknologi penyiaran, ada kesan bahwa mutu sinetron Indonesia mengalami kemunduran. Umumnya sinetron Indoesia menampilkan dua tema utama: kehidupan glamor dan kisah mistis berbalut religi. 

Jika ada sinetron-sinetron yang lumayan bermutu, bisa dibilang justru adalah keganjilan di arus utama sinetron yang makin absurd dan jauh dari realita sehari-hari sebagian besar masyarakat kita. 

Industri sinetron Indonesia perlu berkaca diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun