Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lima Cara agar Tulisan Kita Lebih Menarik dengan Sentuhan Personal

6 Mei 2021   11:25 Diperbarui: 6 Mei 2021   12:59 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 5 Cara Menjadikan Tulisan Menarik - Photo by Ketut Subiyanto from Pexels


"Ketika saya membaca tulisan penulis tertentu, mengapa saya selalu merasa "masuk" ke dalam tulisannya?"

Tentu kita pernah merasakan pesona karya para penulis handal. Membaca Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, misalnya, akan membawa kita masuk ke dunia ronggeng yang menawan.

Sejatinya setiap orang bisa belajar cara membuat tulisan agar makin menarik bagi pembaca. Salah satu tekniknya adalah dengan menambah sentuhan personal ke dalam karya kita. 

Ada lima cara untuk membuat tulisan kita, baik artikel maupun karya fiksi agar menjadi lebih menarik dengan menambahkan sentuhan personal:

Pertama, menulis katarsis

Ada tiga makna katasis dalam KBBI V. Dua di antaranya adalah "cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas" (lingkup psikologi) dan "kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis" (lingkup sastra).

Menulis karya katarsis berarti menuangkan isi hati dengan bebas hingga penulis merasa lega. Akan tetapi, jangan melupakan pembaca. Pembaca juga berhak mendapatkan inspirasi dari curahan hati penulis.

Menulis katarsis sebenarnya tidak rumit. Kurang lebih seperti menulis buku harian atau diary. Bedanya, penulis harus sadar bahwa ia sedang menulis "buku harian" untuk pembaca umum.

Karena itu, ada beberapa hal penting kala menulis katarsis:

  1. Jaga kerahasiaan nama para tokoh asli dan peristiwa asli (jika dipandang sensitif).
  2. Jangan memakai istilah yang hanya dipahami segelintir orang
  3. Detail yang sensitif dan privat tidak perlu diumbar ke publik
  4. Apa manfaat yang bisa dipetik pembaca dari tulisan katarsis Anda?

Di Kompasiana ini, kita sering menjumpai juga tulisan katarsis. Misalnya kisah penyintas penyakit kronis, kisah nyata pengalaman hidup penulis, dan kisah perubahan nasib hidup.

Tulisan-tulisan katarsis yang sangat mengesan antara lain: Gadis Desa Putus Sekolah tapi Sukses ; Kisahku Antara Kanker Rahim dan Hiperplasia.

Tulisan katarsis bisa berupa artikel nonfiksi maupun tulisan fiksi seperti puisi, cerpen, cerbung, dan novel. Lazimnya karya katarsis ini akan memikat pembaca karena yang disajikan adalah pengalaman nyata penulisnya. 

Kedua, menggunakan sudut pandang "aku"

Cara lain untuk menambah sentuhan personal dalam tulisan kita adalah dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau "aku". Ada keuntungan dan juga kerugian atau keterbatasan sudut pandang "aku":

Keuntungannya, penulis leluasa berkisah sebagai tokoh (utama) dalam tulisan itu. Si "aku" mengendalikan alur cerita. 

Kerugiannya, penulis menjadi terbatas ketika hendak mengungkapkan perasaan atau gagasan tokoh-tokoh selain si "aku". Agak rumit menggunakan kata "aku" untuk lebih dari satu tokoh dalam cerita.

Sebuah artikel yang standar akan berbunyi: "Jakarta adalah kota yang padat namun juga menyenangkan". Nah, artikel standar ini akan lebih menarik bila ditambahi unsur "aku" atau "saya".

"Jakarta bagiku ibarat teman bermain ketika aku TK. Kadang ia membuatku sedih, tapi juga bahagia." Nuansa tulisan menjadi berbeda sekali, bukan?

Baca: Kalau Sedikit-Sedikit Dilarang, Bagaimana Perempuan Bisa Berkembang?

Ketiga, menambahkan unsur "kita"

Cara ketiga untuk menambah unsur personal dalam artikel dan karya tulis kita adalah dengan menggunakan unsur "kita". Pembaca merasa dilibatkan di dalamnya.

Judul standar berbunyi: "Manfaat Pisang menurut Ilmu Kesehatan Gizi". Coba ubah jadi: "Manfaat Pisang untuk Kita Ternyata Luar Biasa".

Baca: Keberhasilan Orang Lain Bukan Tolok Ukur Diri Kita

Keempat, menambahkan pengalaman otentik dalam tulisan

Sebuah tulisan menjadi lebih bernyawa ketika ditulis dengan tambahan pengalaman otentik. Ulasan mengenai dampak media sosial bagi orang modern menjadi lebih menarik kala kita memaparkan pula pengalaman otentik sebagai pemakai medsos.

Baca: Mengapa Sebagian Ibu-Ibu Suka Bungkus-Bungkus Makanan

Kelima, menggunakan gaya yang khas diri kita

Seorang penulis tak boleh terpaku pada gaya para penulis yang jadi pujaannya. Mengambil inspirasi gaya penulisan tentu sah-sah saja. 

Ada aneka gaya khas yang bisa kita kembangkan sendiri. Misal, pengunaan unsur budaya lokal; gaya humor, adaptasi ungkapan viral, dan penjenamaan diri (personal branding) sebagai pegiat bidang tertentu. 

Simak: Petani Cengkeh dan Buruh Petik Saling Memuliakan dan Meugang Tradisi Makan Daging di Aceh

Tulisan atau unggahan kita di media sosial pun akan menjadi lebih otentik dan menarik jika kita menerapkan lima cara menambah sentuhan personal. (Calon) majikan dan klien akan terpesona jika tulisan dan kepribadian kita tampil menawan di medsos dan dunia nyata.

Semoga bermanfaat. Salam inspiratif dari Inspirasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun