Tulisan katarsis bisa berupa artikel nonfiksi maupun tulisan fiksi seperti puisi, cerpen, cerbung, dan novel. Lazimnya karya katarsis ini akan memikat pembaca karena yang disajikan adalah pengalaman nyata penulisnya.Â
Kedua, menggunakan sudut pandang "aku"
Cara lain untuk menambah sentuhan personal dalam tulisan kita adalah dengan menggunakan sudut pandang orang pertama atau "aku". Ada keuntungan dan juga kerugian atau keterbatasan sudut pandang "aku":
Keuntungannya, penulis leluasa berkisah sebagai tokoh (utama) dalam tulisan itu. Si "aku" mengendalikan alur cerita.Â
Kerugiannya, penulis menjadi terbatas ketika hendak mengungkapkan perasaan atau gagasan tokoh-tokoh selain si "aku". Agak rumit menggunakan kata "aku" untuk lebih dari satu tokoh dalam cerita.
Sebuah artikel yang standar akan berbunyi: "Jakarta adalah kota yang padat namun juga menyenangkan". Nah, artikel standar ini akan lebih menarik bila ditambahi unsur "aku" atau "saya".
"Jakarta bagiku ibarat teman bermain ketika aku TK. Kadang ia membuatku sedih, tapi juga bahagia." Nuansa tulisan menjadi berbeda sekali, bukan?
Baca: Kalau Sedikit-Sedikit Dilarang, Bagaimana Perempuan Bisa Berkembang?
Ketiga, menambahkan unsur "kita"
Cara ketiga untuk menambah unsur personal dalam artikel dan karya tulis kita adalah dengan menggunakan unsur "kita". Pembaca merasa dilibatkan di dalamnya.
Judul standar berbunyi: "Manfaat Pisang menurut Ilmu Kesehatan Gizi". Coba ubah jadi: "Manfaat Pisang untuk Kita Ternyata Luar Biasa".