Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kontroversi European Super League: Ide Serakah Pemilik Klub-klub "Semau Gue"

19 April 2021   03:16 Diperbarui: 19 April 2021   03:38 4889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi European Super League - Photo by Daniel Norin on Unsplash

Bersamaan dengan tagar seputar laga Manchester United melawan Burnley, muncul tagar yang sangat viral. European Super League menjadi tren pembicaraan warganet pencinta sepak bola.

Ada sejumlah media massa yang mengendus rencana dua belas klub besar Eropa untuk membuat liga sendiri, lepas dari liga-liga domestik dan liga kompetisi resmi Eropa di bawah UEFA.

Konon kabarnya, ada dua belas klub besar yang telah menyepakati rencana European Super League atau Liga Super Eropa ini. Daftar klub-klub European Super League itu adalah:

Spanyol: Real Madrid., Atletico Madrid, dan Barcelona 

Inggris:  Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspurs, dan Arsenal

Italia: Juventus, Inter Milan, dan A.C. Milan.

Beberapa klub besar dikabarkan menolak bergabung. Beberapa klub besar yang menolak antara lain Paris St Germain (Perancis), Bayern Munich dan Borrusia Dortmund (Jerman).

Mengapa ada klub-klub besar menolak?

PSG, misalnya, telah diundang untuk bergabung tetapi sejauh ini menolak tawaran tersebut. Presiden PSG, Nasser al-Khelaifi, duduk di dewan UEFA dan juga mengepalai beIN Media Group, jaringan televisi yang berbasis di Qatar yang telah membayar jutaan dolar kepada UEFA untuk hak menyiarkan pertandingan Liga Champions.

Bayern Munich dan Borrusia Dortmund tampaknya ragu mengikuti rencana European Super League ini karena dua klub ini memikirkan tanggapan dari para penggemar sebelum memutuskan sesuatu yang besar.

Di sisi lain, konsekuensi berat telah menanti klub-klub yang nekat bergabung pada liga eksklusif European Super League yang tidak mengenal promosi dan degradasi ini.

Sikap resmi English Premier League

Otoritas Liga Utama Inggris atau English Premier League bahkan telah mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk keras rencana European Super League ini:

"Liga Premier mengutuk setiap rencana yang menyerang prinsip-prinsip kompetisi terbuka dan prestasi olahraga yang menjadi inti piramida sepak bola domestik dan Eropa. "

Sikap tegas UEFA terhadap European Super League

Sikap lebih tegas dan keras dinyatakan oleh UEFA yang memayungi sepak bola Eropa. UEFA dalam pernyataan resminya menyatakan :

"Kami ingin menegaskan kembali bahwa kami - UEFA, FA Inggris, RFEF, FIGC, Liga Premier, LaLiga, Lega Serie A, tetapi juga FIFA dan semua asosiasi anggota kami - akan tetap bersatu dalam upaya kami untuk hentikan proyek sinis ini, yang didirikan atas dasar kepentingan pribadi beberapa klub pada saat masyarakat membutuhkan solidaritas lebih dari sebelumnya.

Kami akan mempertimbangkan semua tindakan yang tersedia bagi kami, di semua tingkatan, baik peradilan dan olahraga untuk mencegah hal ini terjadi. Sepak bola didasarkan pada kompetisi terbuka dan prestasi olahraga; tidak bisa dengan cara lain.
Seperti yang diumumkan sebelumnya oleh FIFA dan enam Federasi, klub-klub terkait akan dilarang bermain di kompetisi lain di tingkat domestik, Eropa atau dunia, dan para pemain mereka bisa ditolak kesempatannya untuk mewakili tim nasional mereka.
Kami berterima kasih kepada klub-klub di negara lain, terutama klub Prancis dan Jerman, yang telah menolak untuk mendaftar.
Kami menyerukan kepada semua pecinta sepak bola, pendukung dan politisi, untuk bergabung dengan kami dalam memerangi proyek semacam itu jika akan diumumkan.
Kepentingan pribadi beberapa orang ini telah berlangsung terlalu lama. Cukup adalah cukup.
"

Bagaimana format European Super League

Meskipun European Super League berencana untuk memasukkan sekitar 15-18 tim, 12 penandatangan awal kesepakatan tersebut adalah enam klub Inggris, ditambah Real Madrid, Barcelona dan Atletico Madrid dari Spanyol, dan Juventus, AC Milan dan Inter Milan dari Italia.

Dokumen proposal yang bocor ke media menunjukkan bahwa European Super League akan dimulai pada musim 2022-23. Setiap klub akan dibayar hingga 310 juta poundsterling untuk bergabung diikuti hingga  213 juta poundsterling per musim.

European Super League akan memainkan pertandingannya di tengah minggu. Rencana awalnya ialah mengajak 16 tim sepak bola teratas sebagai anggota tetap dan menambah empat klub dari kualifikasi dari kompetisi domestik. 

Klub-klub tersebut akan dibagi menjadi dua grup yang terdiri dari 10 tim. Empat tim teratas di setiap grup lolos ke babak sistem gugur, yang berpuncak pada final yang akan berlangsung pada akhir pekan.

Akhir pekan akan disediakan untuk pertandingan domestik, seperti saat ini, dengan asumsi bahwa badan pengatur liga-liga domestik menerima rencana European Super League ini. 

Kabar terbaru, dengan 12 tim yang menyetujui rencana ini, tidak akan ada sistem promosi dan degradasi. Sistem tertutup ini mirip dengan liga basket Amerika Serikat, NBA. Mirip juga dengan lomba F1. 

Liga super baru, menurut dokumen, akan menghasilkan pendapatan tambahan ratusan juta dolar untuk tim yang berpartisipasi. Kelompok 12 klub itu telah mengadakan diskusi dengan JPMorgan Chase & Co. untuk mengumpulkan dana sponsor.

Pandemi dan krisis finasial klub

Tak bisa disangkal, klub-klub modern memang menjelma menjadi entitas bisnis. Para penggemar lambat laun dianggap sepi oleh para milyuner dan perusahaan pemilik klub.

Di tengah pandemi, klub-klub besar kehilangan sebagian (besar) pendapatan mereka. Klub-klub besar ini juga memiliki utang yang besar. Contohnya, Manchester United memiliki utang naik 16 persen menjadi 629,8 juta dolar AS setelah 12 bulan pandemi virus corona.

Sponsor besar siap menggelontorkan dana untuk European Super League yang dihuni tim-tim besar Eropa. Klub-klub besar juga diuntungkan karena mendapatkan dana segar.

Kritik untuk konsep European Super League

Gary Neville, mantan bintang Manchester United mengkritik keputusan MU dan klub-klub besar lain yang konon bergabung dalam European Super League. 

Gary mengingatkan, konsep European Super League adalah wujud keserakahan klub-klub "semau gue".

MU sendiri lahir dari dan didukung para pekerja sederhana di Manchester. Sangat memalukan bahwa MU sebagai klub besar melupakan penggemar mereka sendiri dalam keputusan bergabung dengan ESL.

Liga Utama Inggris juga mengkritik European Super League sebagai rencana yang meruntuhkan piramida sepak bola yang berdasarkan prestasi. Impian setiap penggemar bahwa klub mereka bisa promosi dan suatu ketika berlaga di kompetisi teratas bisa sirna karena ada liga ekslusif tanpa promosi dan degradasi.

Dampak bagi liga-liga domestik dan Eropa

Sebenarnya, kontroversi European Super League terkait erat dengan nasib liga-liga domestik dan Eropa. Apa jadinya liga-liga utama Inggris, Spanyol, dan Italia tanpa kehadiran klub-klub besar? Menjadi kurang menarik.

Setali tiga uang, kompetisi Eropa seperti Champions League dan Europa League menjadi sayur tanpa garam tanpa kehadiran klub-klub besar. Sponsor mungkin berpindah ke ESL yang lebih "elit".

Jadi sejatinya, kontroversi European Super League bukan hanya soal sportivitas murni. Ini adalah juga kontorversi "badan sepak bola dan liga-liga serakah" melawan "pemilik klub besar yang juga serakah". 

Ada u(d)ang di balik batu!

Salam olahraga. Salam sportif. Inspirasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun