MU sendiri lahir dari dan didukung para pekerja sederhana di Manchester. Sangat memalukan bahwa MU sebagai klub besar melupakan penggemar mereka sendiri dalam keputusan bergabung dengan ESL.
Liga Utama Inggris juga mengkritik European Super League sebagai rencana yang meruntuhkan piramida sepak bola yang berdasarkan prestasi. Impian setiap penggemar bahwa klub mereka bisa promosi dan suatu ketika berlaga di kompetisi teratas bisa sirna karena ada liga ekslusif tanpa promosi dan degradasi.
Dampak bagi liga-liga domestik dan Eropa
Sebenarnya, kontroversi European Super League terkait erat dengan nasib liga-liga domestik dan Eropa. Apa jadinya liga-liga utama Inggris, Spanyol, dan Italia tanpa kehadiran klub-klub besar? Menjadi kurang menarik.
Setali tiga uang, kompetisi Eropa seperti Champions League dan Europa League menjadi sayur tanpa garam tanpa kehadiran klub-klub besar. Sponsor mungkin berpindah ke ESL yang lebih "elit".
Jadi sejatinya, kontroversi European Super League bukan hanya soal sportivitas murni. Ini adalah juga kontorversi "badan sepak bola dan liga-liga serakah" melawan "pemilik klub besar yang juga serakah".Â
Ada u(d)ang di balik batu!
Salam olahraga. Salam sportif. Inspirasiana.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H