Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sejarah dan Sudut Indah Kota Ternate

7 Februari 2021   06:19 Diperbarui: 7 Februari 2021   13:39 2478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahkota ini diletakan di kamar Puji dalam sebuah kotak kaca dan tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang. Hanya Sultan dan Jogugu (perdana menteri). Namun, bukan berarti tidak bisa dilihat sebab ada saat-saat tertentu mahkota tersebut dapat dilihat oleh pengunjung atas izin pihak kesultanan

Jika berkunjung di bulan April, kita bisa menikmati pesta rakyat yang dilaksanakan keraton di lapangan Garalamo atau di depan Keraton Kesultanan Ternate. Pesta rakyat ini lebih dikenal dengan Festival Legugam.

Festival ini sendiri diselenggarakan setiap tanggal 1 April hingga puncaknya 13 April, tanggal kelahiran Almarhum Sultan Mudaffar Sjah.

Kota Sejarah Penting

Julukan The Spice Island bukan semerta-merta lahir begitu saja, tetapi pada ruang ini hadir peristiwa, perjuangan hingga darah yang turut mengiringi dan membentuk apa yang disebut dengan sejarah.

Tentu sejarah membutuhkan bukti. Bukti tersebut bahkan hingga kini pun masih terawat dengan baik seperti bertaburannya benteng-benteng milik Portugis dan Belanda.

Benteng Oranje di Kota Ternate, terlihat berbeda. Benteng bersejarah yang dulunya tampak tak terurus dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang depan benteng, kini ditata kembali oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut). Di bagian depan benteng dibangun taman dan baru saja dirampungkan pekerjaannya, Maret 2015.(KOMPAS.com/FATIMAH YAMIN)
Benteng Oranje di Kota Ternate, terlihat berbeda. Benteng bersejarah yang dulunya tampak tak terurus dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang depan benteng, kini ditata kembali oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut). Di bagian depan benteng dibangun taman dan baru saja dirampungkan pekerjaannya, Maret 2015.(KOMPAS.com/FATIMAH YAMIN)
Benteng-benteng itu antara lain benteng Kalamata, Toluku, orange dan lain-lain (akan dibahas khusus pada artikel selanjutnya).

Kehadiran mereka di sini tak lain dan tak bukan ialah memburu rempah-rempah. Cengkih dan pala adalah dua komoditas rempah paling tersohor. Dua rempah ini pula yang menjadi tonggak sejarah penjajahan di Indonesia.

Bahkan, teori yang dikenal dengan monopoli sudah sejak dulu diterapkan dengan hadirnya VOC berkongsi dengan Portugis.

Portugis atau Portugal sendiri sudah datang ke Ternate pada abad ke 1512 dengan dalil perdagangan cengkih. Di balik itu semua ada misi penaklukan Ternate. Mereka baru benar-benar diusir oleh Sultan Baabulah pada tahun 1575. Sultan Baabulah baru-baru ini menerima gelar pahlawan nasional.

Sisa-sisa kejayaan rempah juga masih bisa dilihat terutama peninggalan cengkih tertua. Salah satunya cengkih afo, walaupun berapa tahun kemarin sudah tumbang namun lokasinya masih bisa dikunjungi karena sudah dibuka untuk wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun