Ia selalu menunjukkan rupa yang rupawan didepanku. Elok, sungguh sedap dipandang mata.
Ah, aku tak segan untuk maju satu langkah.
Sikapnya yang bijaksana, baik hati, menghargai, dan jujur membuat diriku tersentuh.
*
Ya memang benar, dirinya mampu menjadi pelipur lara bagiku.
Ah, hatiku terasa lega. Diriku tidak lagi dihantui dengan mimpi buruk yang mengangguku sepanjang malam.
Akhirnya, diriku  bisa tidur nyenyak terbebas dan tenggelam dalam mimpi indah.
Namun sayangnya, aku tersadar dirinya hanya sebatas mimpi saja.
Palsu, ya tidak nyata, Nona!
*
Hahahaha, ya itu cambuk bagiku.