Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengkaji Tiadanya Frasa "Terima Kasih" dalam Suku Dayak Desa

5 November 2020   12:00 Diperbarui: 29 April 2021   21:04 4195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DokpriSuasana bekumus ketika penulis datang di Paroki Ambalau tahun 2014

Dunia ini dihuni oleh manusia dari beragam suku dan budaya. Akan ada saat di mana mereka harus merantau untuk belajar, bekerja, dll. Untuk itu, mereka harus dididik serta diingatkan, bahwa "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung".

Hidup bersama orang Dayak memang akan jarang terdengar kata terima kasih. Fakta ini tidak kemudian menyurutkan niat kita untuk terus berbuat kebaikan. Perbuatan baik kita pasti suatu saat akan mendapat ganjarannya dalam cara dan bentuk yang lain. Saya sudah seringkali mengalaminya.

Ditulis oleh Fransiskus Gregorius Nyaming untuk Inspirasiana (Ed: TT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun