Hidup itu bisa menjadi sebuah cerita indah, ketika ada titik balik yang diketahui orang | Ino Sigaze.
Pada November 2023, saya mencari tempat untuk mencukur rambut di sekitar tempat tinggal. Tidak jauh dari rumah, tepat di sebelah kanan jalan menuju tempat kerja, saya menemukan sebuah barbershop kecil di Nuasede, Maulo.Â
Bangunannya sederhana, hanya berukuran sekitar 3x3 meter, dengan struktur baja ringan yang terlihat bersih dan rapi.Â
Di dalamnya, seorang pemuda kurus berdiri dengan gaya rambut khas, kikis di bagian samping. Ia menyambut saya dengan senyum hangat, dan saya memutuskan untuk mencoba jasanya hari itu.
Sambil ia mencukur rambut saya, saya mencoba memulai percakapan, menggali sedikit cerita tentang dirinya. Dari obrolan itu, saya mengenal siapa pemuda ini sebenarnya.Â
Namanya Costa. Dengan nada suara yang tenang, ia bercerita bahwa ia hanya sempat menyelesaikan pendidikan sampai kelas dua SMA. Masalah biaya membuatnya harus meninggalkan bangku sekolah.Â
Namun, ia tidak menyerah pada hidup. Dengan tekad yang kuat, ia memilih menyalurkan hobinya sebagai tukang cukur.Â
Bermodal pinjaman kecil, ia memberanikan diri membuka barbershop sederhana itu di Nuasede, sebuah tempat yang ia harap menjadi awal dari perubahan hidupnya.
Namun, cerita hidup Costa ternyata lebih dalam dari yang saya bayangkan. Ia mengaku tidak pernah mengenal ayahnya---entah di mana atau seperti apa sosoknya.
Costa tumbuh tanpa bimbingan seorang ayah, dan hidupnya terombang-ambing dalam kasih sayang orang lain yang jelas berbeda dari kasih sayang orang tua kandung.Â
Ibunya, yang harus menikah lagi, tidak bisa selalu berada di sisinya. Costa hidup seolah anak terlantar, meraba-raba jalannya sendiri di dunia yang keras ini.
"Dulu saya nakal sekali," katanya dengan mata menerawang, sementara tangannya terus bekerja mencukur rambut saya.Â
"Tapi sekarang saya sadar, saya harus berjuang sendiri dan menentukan masa depan saya mulai hari ini."
Pengalaman pertama saya dicukur olehnya meninggalkan kesan yang sangat baik.Â
Potongannya rapi dan detailnya mengagumkan, seperti ia mencurahkan seluruh perhatian dan hatinya ke setiap helai rambut yang ia cukur.Â
Ia juga pribadi yang ramah dan menyenangkan, membuat saya merasa nyaman. Karena itulah, saya memutuskan untuk berlangganan.Â
Kadang, saya memberi sedikit lebih dari tarifnya, yang hanya Rp15.000 per kepala. Bagi saya, hasil kerja kerasnya layak dihargai lebih.
Seiring waktu, hubungan kami menjadi lebih akrab. Saya bahkan tidak perlu datang ke barbershop-nya.Â
Cukup mengirim pesan singkat, Costa akan datang ke rumah dengan membawa semua perlengkapan cukurnya.Â
Saya juga sempat berbagi cerita dengannya, mencoba memotivasinya untuk terus berkembang.
Saya menyarankan agar ia menjaga kebersihan, ramah pada pelanggan, dan menciptakan suasana menyenangkan di tempat kerjanya, mungkin dengan alunan musik yang menenangkan.Â
Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, dan saya melihat tekad di matanya untuk menjadi lebih baik.
Setahun berlalu, hidup Costa mulai menunjukkan perubahan. Usahanya mulai berkembang, tapi ia harus menghadapi tantangan baru.Â
Pemilik tanah tempat barbershop-nya berdiri mengambil kembali lokasi tersebut, sehingga ia harus meninggalkan tempat kecilnya di Nuasede. Situasi itu memaksanya pindah.Â
Dengan semangat yang sama, Costa memilih membuka barbershop baru di ujung jembatan besi Watuneso. Tempat itu memiliki potensi besar karena terletak di sebuah kecamatan yang hingga saat itu belum memiliki satu pun tempat pangkas rambut. Costa menjadi pelopor di sana.
Saya sempat mengunjungi tempat barunya sekali. Bangunan sederhana itu kembali menjadi saksi kerja keras Costa.Â
Di sana, ia tidak hanya membangun kembali barbershop-nya, tetapi juga harapannya. Saya mendengar kabar bahwa ia kini memiliki banyak pelanggan.Â
Orang-orang di Watuneso sangat terbantu dengan keberadaannya, dan Costa akhirnya bisa melihat hasil dari usaha yang selama ini ia perjuangkan.
Mendengar kabar itu, hati saya dipenuhi rasa bahagia dan bangga. Costa, pemuda kecil yang dulu tampak rapuh dan penuh luka, kini berdiri tegak sebagai seseorang yang tidak hanya mampu menghidupi dirinya sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi orang lain.Â
Di balik gunting dan sisir yang ia genggam, tersembunyi kisah tentang perjuangan melawan keterbatasan dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik.
Costa mengajarkan bahwa hidup, meskipun keras dan penuh tantangan, tetap bisa dilalui dengan semangat, kerja keras, dan keberanian untuk bermimpi.Â
Dan saya, sebagai salah satu pelanggannya, merasa beruntung bisa menyaksikan perjalanan itu dari dekat---sebuah kisah yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menginspirasi.
Salam berbagi, Ino, 25 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI