"Dulu saya nakal sekali," katanya dengan mata menerawang, sementara tangannya terus bekerja mencukur rambut saya.Â
"Tapi sekarang saya sadar, saya harus berjuang sendiri dan menentukan masa depan saya mulai hari ini."
Pengalaman pertama saya dicukur olehnya meninggalkan kesan yang sangat baik.Â
Potongannya rapi dan detailnya mengagumkan, seperti ia mencurahkan seluruh perhatian dan hatinya ke setiap helai rambut yang ia cukur.Â
Ia juga pribadi yang ramah dan menyenangkan, membuat saya merasa nyaman. Karena itulah, saya memutuskan untuk berlangganan.Â
Kadang, saya memberi sedikit lebih dari tarifnya, yang hanya Rp15.000 per kepala. Bagi saya, hasil kerja kerasnya layak dihargai lebih.
Seiring waktu, hubungan kami menjadi lebih akrab. Saya bahkan tidak perlu datang ke barbershop-nya.Â
Cukup mengirim pesan singkat, Costa akan datang ke rumah dengan membawa semua perlengkapan cukurnya.Â
Saya juga sempat berbagi cerita dengannya, mencoba memotivasinya untuk terus berkembang.
Saya menyarankan agar ia menjaga kebersihan, ramah pada pelanggan, dan menciptakan suasana menyenangkan di tempat kerjanya, mungkin dengan alunan musik yang menenangkan.Â
Ia mendengarkan dengan penuh perhatian, dan saya melihat tekad di matanya untuk menjadi lebih baik.