Setahun berlalu, hidup Costa mulai menunjukkan perubahan. Usahanya mulai berkembang, tapi ia harus menghadapi tantangan baru.Â
Pemilik tanah tempat barbershop-nya berdiri mengambil kembali lokasi tersebut, sehingga ia harus meninggalkan tempat kecilnya di Nuasede. Situasi itu memaksanya pindah.Â
Dengan semangat yang sama, Costa memilih membuka barbershop baru di ujung jembatan besi Watuneso. Tempat itu memiliki potensi besar karena terletak di sebuah kecamatan yang hingga saat itu belum memiliki satu pun tempat pangkas rambut. Costa menjadi pelopor di sana.
Saya sempat mengunjungi tempat barunya sekali. Bangunan sederhana itu kembali menjadi saksi kerja keras Costa.Â
Di sana, ia tidak hanya membangun kembali barbershop-nya, tetapi juga harapannya. Saya mendengar kabar bahwa ia kini memiliki banyak pelanggan.Â
Orang-orang di Watuneso sangat terbantu dengan keberadaannya, dan Costa akhirnya bisa melihat hasil dari usaha yang selama ini ia perjuangkan.
Mendengar kabar itu, hati saya dipenuhi rasa bahagia dan bangga. Costa, pemuda kecil yang dulu tampak rapuh dan penuh luka, kini berdiri tegak sebagai seseorang yang tidak hanya mampu menghidupi dirinya sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi orang lain.Â
Di balik gunting dan sisir yang ia genggam, tersembunyi kisah tentang perjuangan melawan keterbatasan dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik.
Costa mengajarkan bahwa hidup, meskipun keras dan penuh tantangan, tetap bisa dilalui dengan semangat, kerja keras, dan keberanian untuk bermimpi.Â
Dan saya, sebagai salah satu pelanggannya, merasa beruntung bisa menyaksikan perjalanan itu dari dekat---sebuah kisah yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menginspirasi.
Salam berbagi, Ino, 25 Januari 2025