Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sulit Mengampuni dan Bersyukur, Menelisik Akar Masalah dan Solusinya

11 Desember 2024   22:26 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:16 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sulit Mengampuni dan Bersyukur, Menelisik Akar Masalah dan Solusinya | Sumber: Freepik

Saya masih ingat saat retret di biara Trapist Lamanabi, Larantuka, Flores pada tahun 2006. Pembimbing retret memberi sepotong kertas supaya dalam waktu 1 jam menuliskan 10 kebaikan Tuhan atas hidup kami masing-masing.

Ternyata bagi yang belum biasa melihat kebaikan Tuhan dalam hidup sehari-hari, menemukan 10 kebaikan itu ternyata sulit. Tentu saja sebaliknya berbeda dengan orang yang sudah biasa melihat kebaikan Tuhan dalam rentang sejarah hidupnya.

Dengan menuliskan sepuluh hal yang disyukuri setiap hari, seseorang dapat melatih otaknya untuk fokus pada hal-hal positif.

Selain itu, meditasi dan doa juga bisa menjadi alat efektif untuk membantu mengolah emosi. Dalam konteks religius, banyak tradisi keimanan menekankan pentingnya menyerahkan luka dan rasa sakit kepada Tuhan. 

Dalam pandangan spiritual, mengampuni adalah bentuk pembebasan jiwa, sementara bersyukur adalah cara untuk merayakan karunia hidup.

Solusi dari Spiritualitas Karmel

Spiritualitas Karmel menawarkan jalan untuk mengatasi kesulitan mengampuni dan bersyukur melalui keheningan, doa, dan penyerahan diri kepada Tuhan. 

Dalam tradisi Karmel, doa bukan sekadar aktivitas verbal, melainkan suatu perjumpaan mendalam dengan Tuhan yang menyentuh akar terdalam luka batin manusia. 

Santa Teresa dari vila mengajarkan bahwa doa kontemplatif membantu jiwa melihat dirinya dalam cahaya kasih Tuhan, yang memungkinkan hati yang terluka menerima penyembuhan.

Selain itu, spiritualitas Karmel mendorong praktik detachment atau pelepasan, yaitu melepaskan diri dari keterikatan pada luka masa lalu dan harapan duniawi. 

Dengan memusatkan perhatian pada Tuhan, seseorang belajar menerima kelemahan manusia, baik pada diri sendiri maupun orang lain, sehingga pengampunan menjadi mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun