2. Masyarakat Digital Tidak Memilih Pasangan Berdasarkan Undian
Masyarakat digital adalah masyarakat yang rasional, tidak mudah terbuai oleh tampilan angka-angka tanpa narasi yang solid. Mereka lebih tertarik pada narasi yang kuat dan cuplikan aksi nyata yang mendukungnya.Â
Pasangan yang rajin berinteraksi dengan masyarakat melalui tindakan konkret dan dokumentasi digital menarik, itulah yang akan menjadi pilihan mereka.
Kunci keberhasilan pasangan calon kini bukan lagi memasang foto besar disertai angka urut yang mencolok, melainkan aksi nyata yang singkat, padat, dan bermakna.Â
Masyarakat digital membangun citra mereka sendiri sebagai komunitas yang tidak mudah tertipu oleh janji-janji kosong tanpa bukti nyata.
3. Masyarakat Digital Membutuhkan Keberpihakan yang Jelas pada Pemerataan Pembangunan
Pilkada 2024 akan diwarnai oleh tuntutan masyarakat untuk pemerataan pembangunan.Â
Di wilayah-wilayah pedalaman, akses jalan menjadi prasyarat penting bagi kelancaran distribusi komoditi, dan masyarakat akan menuntut perbaikan infrastruktur sebagai bagian dari visi pasangan calon.
Jika pasangan calon berbicara tentang pemerataan pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur seperti jalan hotmix yang menjangkau desa-desa, ini akan menjadi gimik yang relevan dan memikat.Â
Gimik politik yang tepat adalah yang menyentuh kebutuhan riil masyarakat, bukan sekadar memoles nomor urut dengan slogan-slogan lama yang klise.
4. Ranah Persaingan di Pilkada 2024 Akan Dipenuhi Publikasi Digital yang Dinamis