Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batu Asah dari Alam dan Term Metaforis tentang Kualitas Hidup

30 Juli 2024   15:42 Diperbarui: 30 Juli 2024   21:10 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu asah dari alam | Foto: Ino Sigaze.

Misalnya orang yang berilmu dan bijaksana itu bisa disebut sebagai nga tu, tetapi sebaliknya yang seperti tong kosong nyaring bunyinya mereka bilang nga ngura.

Bahkan dalam dunia perburuan, mereka sering pula menggunakan istilah yang sama. Memiliki seekor anjing yang pintar berburu bagi mereka itu bisa disebut sebagai nga tu, sebaliknya pada anjing yang malas berlari dan mencari mangsanya disebut nga ngura.

Kenyataan itu sebenarnya sangat sederhana, namun bagi saya hal itu penting untuk ditulis, karena beberapa alasan:

1. Narasi tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam itu adalah bagian dari keilmuan dan sejarah peradaban manusia.

2. Terlihat sekali bahwa pada masyarakat budaya terjadi proses transformasi konsep berpikir, dari istilah yang menggambarkan kenyataan seperti nga ngura-nga tu diubah ke dalam term metaforis untuk menjelaskan keadaan lain yang esensinya sama.

3. Melihat kenyataan dan narasi kehidupan serta pilihan orang-orang yang jauh dari teknologi membentuk wawasan bahwa perkembangan teknologi pada sisi yang lain bisa memanjakan manusia hingga menjadikannya lupa akan peradabannya sendiri yang praktis dan murah.

4. Munculnya kesadaran bahwa alam memiliki kekayaan yang berlimpah bagaikan sebuah lumbung eksplorasi yang tidak akan pernah selesai. Ya, eksplorasi gagasan dan kenyataan yang mulai dilupakan generasi sekarang.

Salam berbagi, Ino, Selasa, 30 Juli 2024.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun