Misalnya orang yang berilmu dan bijaksana itu bisa disebut sebagai nga tu, tetapi sebaliknya yang seperti tong kosong nyaring bunyinya mereka bilang nga ngura.
Bahkan dalam dunia perburuan, mereka sering pula menggunakan istilah yang sama. Memiliki seekor anjing yang pintar berburu bagi mereka itu bisa disebut sebagai nga tu, sebaliknya pada anjing yang malas berlari dan mencari mangsanya disebut nga ngura.
Kenyataan itu sebenarnya sangat sederhana, namun bagi saya hal itu penting untuk ditulis, karena beberapa alasan:
1. Narasi tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan alam itu adalah bagian dari keilmuan dan sejarah peradaban manusia.
2. Terlihat sekali bahwa pada masyarakat budaya terjadi proses transformasi konsep berpikir, dari istilah yang menggambarkan kenyataan seperti nga ngura-nga tu diubah ke dalam term metaforis untuk menjelaskan keadaan lain yang esensinya sama.
3. Melihat kenyataan dan narasi kehidupan serta pilihan orang-orang yang jauh dari teknologi membentuk wawasan bahwa perkembangan teknologi pada sisi yang lain bisa memanjakan manusia hingga menjadikannya lupa akan peradabannya sendiri yang praktis dan murah.
4. Munculnya kesadaran bahwa alam memiliki kekayaan yang berlimpah bagaikan sebuah lumbung eksplorasi yang tidak akan pernah selesai. Ya, eksplorasi gagasan dan kenyataan yang mulai dilupakan generasi sekarang.
Salam berbagi, Ino, Selasa, 30 Juli 2024.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H