Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batu Asah dari Alam dan Term Metaforis tentang Kualitas Hidup

30 Juli 2024   15:42 Diperbarui: 30 Juli 2024   21:10 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu asah dari alam | Foto: Ino Sigaze.

Kedua, batu asah dari alam menghasilkan bunyi lebih senyap pada saat mengasah karena orang menambahkan campuran air saat mengasah. 

Ketiga, pada saat mengasah tidak terlihat ada kandungan seperti pasir besi, tentu berbeda dengan batu asah yang dijual. 

Keempat, soal praktis yakni bahwa orang tidak perlu membeli karena batu asah dari alam bisa ditemukan di hutan atau di kali tanpa membutuhkan biaya.

Meskipun demikian, tidak sedikit juga orang-orang kampung yang lebih memilih barang jadi polesan teknologi. Mungkin karena ukuran lebih kecil dan orang bisa membawanya kemana saja mereka pergi dan mereka membutuhkannya. 

Demikian juga kemungkinan untuk urusan tajamnya menjadi lebih cepat, tapi batu asah buatan itu sering menguras peralatan sehingga menjadi berkurang secara fisik.

Berbeda tentu saja dengan batu asah dari alam, ketajamannya bertahan lama dan tanpa menguras dengan cepat besi sehingga menjadi terkikis dan habis.

Term Metaforis tentang Kualitas Hidup

Penduduk asli di sana punya ucapan dan keyakinan bahwa parang yang diasah dengan batu gurinda atau batu asah yang mereka beli itu selalu membuat parang jadi tidak kuat atau dalam tutur adat kami (nga ngura), sebaliknya jika sering diasah dengan batu asah dari alam, maka parang itu menjadi kuat (nga tu).

Batu asah dari alam | Foto: Ino Sigaze.
Batu asah dari alam | Foto: Ino Sigaze.

Istilah yang berkaitan dengan kenyataan keseharian itu tentu saja berangkat dari pengalaman mereka sendiri. Pengalaman kehidupan yang membentuk keyakinan mereka sehingga terciptalah distingsi antara teknologi dan alam.

Keduanya di mata mereka ada perbedaan kualitas. Menariknya lagi bahwa istilah nga ngura dan nga tu itu seringkali menjadi term metaforis yang dipakai dalam banyak situasi di pergulatan kehidupan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun