Kau telah menjadi penggagas tentang kekokohan hidup, meski harus miring posisimu, tetapi tidak jatuh, bahkan masih bisa menjadi sandaran hidup siapa saja yang datang mengunjungimu.
Engkau adalah monumen batu hidup karena engkau memberi kami pelajaran tentang menjadi sandaran hidup bagi yang letih dan lesu.
Dari Kontemplasi ke Literasi
Monumen batu yang menyibak rahasia hubungan baru antara kontemplasi dan literasi di pesisir laut. Duduklah dan tatap wajahku, dan kamu pasti akan menulis beberapa waktu.
Tak perlu takut apa yang mesti kau katakan tentang aku dan pembuatku, asalkan kamu tahu bahwa aku memberimu kebebasan untuk melahirkan kata-kata hidup yang bisa mengubah hidup siapa saja dari kalanganmu.
Keanggunan tidak akan lebih berarti jika tidak pernah bisa menjadi sandaran hidup. Kekokohan tidak akan pernah melahirkan narasi baru, jika tanpa topangan pasir-pasir yang hanya butiran halus.
Batu La Paga mengajarkan kita tentang keteguhan dan kebijaksanaan. Ia adalah guru tanpa suara, yang dalam diamnya menyampaikan banyak pesan.Â
Dalam keheningannya, kita menemukan kekuatan yang tenang, yang mampu menahan gelombang dan badai tanpa goyah.
Saya teringat akan cerita-cerita lama, tentang pahlawan yang teguh berdiri menghadapi tantangan, yang dalam keteguhannya menemukan makna hidup. Batu ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap keheningan, ada kekuatan yang tersembunyi, ada hikmah yang menunggu untuk ditemukan.
Arti Keanggunan dan Kekuatan Hidup
Di saat saya berdiri di hadapan batu itu, saya merasakan sebuah panggilan untuk lebih memahami arti keanggunan dan keteguhan. Ia bukan sekadar batu yang berdiri di pantai, ia adalah lambang dari kekuatan batin yang mampu menginspirasi.