Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pecahan Batu La Paga: Keindahan saat Menerima Luka dan Penderitaan

5 Juli 2024   06:45 Diperbarui: 5 Juli 2024   20:46 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana batu-batu di pantai La Paga yang menampakkan lapisan-lapisan keindahannya setelah terhempas gelombang, demikian pula jiwa kita yang terbuka untuk menampilkan warna-warna kehidupan yang autentik setelah melewati berbagai ujian.

Menerima luka bukan berarti menyerah pada penderitaan, tetapi mengakui bahwa luka adalah bagian dari perjalanan menuju kebijaksanaan dan kedewasaan. 

Retakan dan Cerita

Dalam setiap retakan, ada cerita yang menanti untuk diceritakan, dalam setiap pecahan, ada pelajaran yang tersembunyi. Menulis dan menceritakan pengalaman kita adalah cara untuk mengubah luka menjadi sumber kekuatan, untuk mengubah penderitaan menjadi kebijaksanaan yang bisa dibagikan kepada dunia.

Ketika kita menerima luka sebagai bagian dari perjalanan hidup, kita membuka diri untuk melihat keindahan dalam segala hal, termasuk dalam penderitaan. 

Foto: Ino Sigaze.
Foto: Ino Sigaze.

Seperti dinding tebing yang pecah di pantai La Paga, kita pun bisa menampilkan keindahan yang berbeda dari luka-luka kita. Menerima luka berarti membuka hati untuk menerima kasih dan kebijaksanaan Tuhan yang bekerja melalui setiap momen hidup kita. 

Dan dengan begitu, kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur, mengetahui bahwa setiap luka adalah bagian dari lukisan indah yang Tuhan ciptakan dalam diri kita.

Salam berbagi, Ino, 5 Juli 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun