Sebagaimana batu-batu di pantai La Paga yang menampakkan lapisan-lapisan keindahannya setelah terhempas gelombang, demikian pula jiwa kita yang terbuka untuk menampilkan warna-warna kehidupan yang autentik setelah melewati berbagai ujian.
Menerima luka bukan berarti menyerah pada penderitaan, tetapi mengakui bahwa luka adalah bagian dari perjalanan menuju kebijaksanaan dan kedewasaan.Â
Retakan dan Cerita
Dalam setiap retakan, ada cerita yang menanti untuk diceritakan, dalam setiap pecahan, ada pelajaran yang tersembunyi. Menulis dan menceritakan pengalaman kita adalah cara untuk mengubah luka menjadi sumber kekuatan, untuk mengubah penderitaan menjadi kebijaksanaan yang bisa dibagikan kepada dunia.
Ketika kita menerima luka sebagai bagian dari perjalanan hidup, kita membuka diri untuk melihat keindahan dalam segala hal, termasuk dalam penderitaan.Â
Seperti dinding tebing yang pecah di pantai La Paga, kita pun bisa menampilkan keindahan yang berbeda dari luka-luka kita. Menerima luka berarti membuka hati untuk menerima kasih dan kebijaksanaan Tuhan yang bekerja melalui setiap momen hidup kita.Â
Dan dengan begitu, kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa syukur, mengetahui bahwa setiap luka adalah bagian dari lukisan indah yang Tuhan ciptakan dalam diri kita.
Salam berbagi, Ino, 5 Juli 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H