2. Evaluasi kerja yang berkala
Evaluasi secara berkala dan teratur merupakan strategi yang tepat untuk mencapai genuine productivity. Sebaliknya, tanpa evaluasi kerja yang teratur dan terus-menerus, orang tidak akan tahu tentang ke mana arah perkembangan yang sedang terjadi.
Cara terbaik untuk mengetahui arah perkembangan kerja dan tentu saja untuk membedakan secara jelas apakah saat ini kerja kita adalah fake productivity atau genuine productivity adalah melakukan evaluasi yang rutin.
Memang sering dijumpai bahwa tidak banyak orang yang suka dengan metode ini. Hal ini karena orang tidak punya cukup kesabaran. Mental terburu-buru itu sebenarnya sudah menjadi indikasi dari terjadinya fake productivity.
Oleh karena itu, untuk mengubah fake productivity seseorang memang harus belajar percaya pada bimbingan orang-orang sukses, apa kata mereka.
Orang sukses tentu saja adalah orang sabar yang sangat tekun dan teliti. Tanpa itu, sudah pasti fake productivity. Keterjebakan banyak orang dalam dunia kerja ke dalam fake productivity saat ini karena orang tidak sabar melihat perkembangan yang lambat dan setahap demi setahap.
Kerinduan terbesar mereka adalah supaya cepat sukses dan cepat meraih hasil atau bahkan sebenarnya mereka ingin cepat menjadi orang kaya yang sukses, terkenal hebat di mana-mana.
Satu hal yang sering orang lupa adalah bahwa ketergesaan itu tidak selalu membuahkan hasil yang baik. Jadi, genuine productivity hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang memiliki ketenangan batin dalam merancang strategi maksimal, bertahap tapi pasti.
3. Pengarsipan yang teratur
Pengarsipan yang teratur, bisa saja masih terdengar lucu bagi telinga kebanyakan orang Indonesia. Entahlah, tetapi pengalaman membuktikan saat bekerja di Jerman pengarsipan itu sangat penting.
Pengarsipan secara tertulis itu ibarat menyimpan warisan dokumen tentang rekam jejak. Apa yang perlu diarsipkan? Tentu saja segala macam hal yang berkaitan dengan dunia kerja kita.