Orang hanya bisa mengubah fake productivity menjadi genuine productivity, jika ada manajemen diri, evaluasi dan pengarsipan yang teratur | Ino Sigaze.
Dunia kesibukan manusia zaman ini punya sisi ganda dengan aneka wajah tafsir. Manusia pada satu sisi dikenal sebagai manusia pekerja atau homo faber, tetapi pada sisi yang lain manusia yang kritis dan mempertanyakan soal hasil kerja.
Daya kritis manusia dewasa ini membawa manusia sendiri ke dalam perspektif tentang produktivitas dalam kerja. Dunia kerja tidak hanya cukup sebagai tanda dari pencapaian angka reduksi pengangguran, tetapi pada sisi yang lain terkait dengan brand kepercayaan diri.
Citra kepercayaan diri seseorang sangat ditentukan oleh produktivitas. Namun kita tahu bahwa produktivitas itu adalah kata umum yang masih saja bisa berubah menjadi fake productivity.
Dari kenyataan seperti itulah, kita perlu belajar bagaimana cara mengubah dari kerja yang tidak hasil maksimal atau fake productivity menjadi kerja yang memberikan hasil yang memuaskan atau genuine productivity.
Berikut ini beberapa cara mengubahnya:
1. Manajemen diri yang teratur
Manajemen diri tentu saja sangat penting sebagai pijakan untuk melihat kemajuan dan produktivitas kerja. Tanpa manajemen diri sebenarnya, orang bekerja tanpa arah.
Dalam manajemen diri, orang dibantu untuk menetapkan kedisiplinan diri yang mesti diikutinya sendiri pertama-tama, sebelum dikuti oleh orang lain atau tim kerjanya.
Manajemen diri tidak hanya berkaitan dengan waktu yang menuntun seseorang supaya menjadi pribadi yang disiplin, tetapi lebih dari itu, supaya orang mengerti kemajuan kerja dan apa yang penting dalam upayanya untuk mencapai hasil yang maksimal.
Saya jadi ingat saat kuliah, manajemen diri sangat membantu dalam hal itu. Saya tidak hanya menentukan kapan bangun tidur dan kapan waktu belajar efektif, lebih dari itu saya juga menentukan kapan saat saya bisa hening sendiri dan masuk ke dalam proses internalisasi.