Saya jadi ingat kembali dalam suatu latihan bicara dengan orang yang hendak meninggal bersama seorang Profesor di Jerman.Â
Berkali-kali ia tegaskan bahwa jangan lupa kamu menggunakan kekuatan pesona wajah dan intonasi suaramu saat memberikan respon positif pada teman bicaramu.
Waktu itu kami cukup serius membuat latihan dalam kelompok. Dan menariknya bahwa latihan itu menjadi sesi penting setiap hari setelah bergumul dengan teori.
Saya menyadari bahwa membangkitkan rasa percaya dalam waktu singkat itu tidaklah mudah. Orang perlu membuat latihan keseriusan saat berhadapan dengan orang lain.
Hal itu sangat penting, mengapa? Pada prinsipnya kita tidak boleh membuat satu hal kecil sekalipun yang berdampak pada kekecewaan pada teman bicara kita.
Oleh karena itu, hal yang harus dihindari adalah tertawa pada saat teman bicara bercerita sangat serius tentang pengalaman dan pergulatan hidupnya.
4. Anggapan semua pengalaman itu baru bagi orang baru
Ada anggapan yang terkadang muncul dibawah sadar kita, bahwa cerita, pergulatan dan pengalaman kita semuanya adalah baru bagi orang baru.
Oleh karena anggapan itu, maka seseorang tidak pernah merasa enggan untuk membongkar cerita dan pengalamannya karena dia sudah yakin bahwa semua pengalamannya adalah sama sekali baru bagi teman bicaranya yang baru.
Rasa baru itulah yang memungkinkan seseorang mampu melupakan yang namanya pengulangan. Pengulangan akan tetap menarik saat berhadapan dengan orang baru.
Nah inilah ajaibnya suatu perjumpaan dengan orang baru. Energi keterbukaan dan kepercayaan seakan berpadu hingga tumpah ruah dalam cerita.
Tentu saja momen perjumpaan seperti itu patut disyukuri karena harus diakui bahwa tidak semua orang bisa menjadi teman bicara yang baik dan bisa membangkitkan rasa percaya.
Percayalah momen perjumpaan itu adalah saatnya kita berbagi dan saling menguatkan satu dengan yang lain dan sesama adalah dia yang mendatangkan kelegaan hatimu.