2. Detail cerita itu akan sampai pada satu titik kemiripan satu dengan yang lainnya
Orang bisa saja mengatakan satu hal ini benar-benar aneh. Ya, dalam sesi perjumpaan dan cerita dengan orang baru selalu ada satu bagian cerita yang pasti mirip.Â
Kemiripan itu berkisar antara punya tantangan di masa lalu, pengalaman kesulitan, pengalaman penderitaan, pengalaman bersama dengan keluarga, kehilangan, kesuksesan dan masih banyak lagi lainnya.
Saya masih ingat satu perjumpaan saya dengan seseorang yang jauh dari Flores. Semula belum nyaman dalam berbagi cerita, namun sejam berikutnya, terasa ada kemiripan.Â
Lebih dari sekedar cerita tentang kemiripan teman itu ada pula kemiripan nasib, karena katanya karena ia kehilangan seorang ibu dan saya kehilangan sang ayah.
Tapi rupanya tingkat ketegaran menghadapi pengalaman kehilangan itu berbeda-beda, dia seperti sedang mencari kata peneguhan yang bisa menguatkannya berhadapan dengan pengalaman kehilangan ibunya.
Pada posisi sebagai pendengar, saya hanya bisa mendengar dan coba memberikan respek yang positif, sambil mencermati apa yang menjadi kehilangan partner bicara saya itu.
Ternyata dari kemiripan itu, kita bisa dimudahkan dalam menaruh perhatian dan mencermati pengalaman pribadi seseorang dan memberikan kekuatan kepada yang lainnya.
Kehilangan ternyata bisa diubah dengan bercerita dan menemukan kekuatan kata yang ditinggalkan sebagai representasi dari yang ditinggalkan.
3. Kekuatan kepercayaan dari pesona wajah dan intonasi suara lebih mudah ditampilkan dalam perjumpaan pertama
Hidup ternyata bisa bangkit hanya dengan kekuatan kata-kata dari teman bicara kita yang punya trust dan punya pancaran kegembiraan.