Kebiasaan sederhana mencari Tripneustes gratilla atau "Were" hingga menjual hasil tangkapan mereka semakin dikenal oleh banyak orang.Â
Hal ini bahkan digambarkan dengan sangat menarik dalam lagu dalam bahasa setempat. Salah satu syair yang sangat terkenal hingga saat ini adalah "Ae Were Watu Rajo Kelo Talo," yang artinya jika seseorang mencicipi masakan asli dari Tripneustes gratilla atau "Were," mereka tidak akan pernah melupakan pengalaman itu.
Orang tidak akan pernah melupakan pengalaman tersebut karena setelah mencicipi makanan khas itu, keinginan untuk menikmatinya lagi begitu kuat.Â
Hal ini disebabkan oleh kenikmatan dan kelezatan rasa yang dihasilkan oleh makanan khas tersebut.
Inilah mengapa makanan khas "Ae Were" disajikan secara gratis kepada orang baru, sebagai kenangan akan kampung halaman mereka, sehingga orang tersebut dapat selalu mengingatnya.
Kuliner lokal dan keramahtamahan
Masyarakat Mauloo sangat ramah, dan hidup sosial mereka terbuka bagi semua orang. Orang baru dapat dengan mudah menikmati kelezatan "Ae Were" melalui perkenalan singkat, misalnya di pantai.
Yang unik adalah sebagian besar pencari "Ae Were" adalah ibu-ibu yang menggunakan alat khusus untuk menangkap dan mengumpulkan "Were" dari antara rumput laut.Â
Biasanya, mereka mencari "Were" di kedalaman laut sekitar 1-1,5 meter, di antara banyak rumput laut yang tumbuh di sana.