Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Memilih Caleg dengan Bijak dan Cerdas: Tiga Pendekatan Terbaik untuk Masyarakat

12 Oktober 2023   05:43 Diperbarui: 13 Oktober 2023   11:50 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-Meski belum memasuki masa kampanye, baliho dan poster partai politik maupun tokoh partai politik mulai banyak menghiasi ruang-ruang publik, seperti di Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (10/3/2023). (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Tentu saja ada pengecualian, misalnya caleg dari keluarga berada mungkin hanya akan mementingkan kelompok elit.

Namun, situasinya bisa berubah, di mana caleg yang berasal dari lapisan masyarakat biasa bisa terlupa asal-usulnya setelah mencapai puncak karier politik.

Oleh karena itu, pada titik ini, yang perlu diperhatikan adalah melihat latar belakang perjuangan mereka sebagai manusia dalam kehidupan dan pendidikan.

Rekam jejak hanya dapat dilihat setelah seseorang memiliki karier politik, oleh karena itu, fokus pada masa lalu kehidupan seorang caleg menjadi penting. 

Pertanyaannya adalah sejauh mana masyarakat dapat teliti melihat masa lalu caleg kita, terutama ketika ada banyak caleg.

Saya pikir, setidaknya sejauh mungkin, informasi mengenai masa lalu caleg dapat diperoleh dari guru, orangtua, atau bahkan langsung dari caleg tersebut. 

Masa lalu dapat menjadi dasar pembentukan nilai-nilai dan perhatian terhadap kepentingan orang lain.

2. Menciptakan Ruang Cafe Socrates

Sebelum kita resmi memasuki periode pemilihan calon legislatif (caleg), seringkali terdapat banyak kesempatan untuk bertemu dengan para caleg. 

Pertemuan-pertemuan semacam ini terutama terjadi karena adanya tekanan waktu.

Caleg cenderung aktif menjalin hubungan dengan masyarakat, terutama di desa-desa dan kampung-kampung, saat mendekati musim pencalonan.

Konteks seperti ini seharusnya menjadi kesempatan tepat bagi masyarakat untuk membentuk ruang Cafe Socrates. Cafe Socrates terinspirasi dari praktik yang dilakukan oleh filsuf Socrates sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun